WASHINGTON, KOMPAS.TV – Pejabat Kesehatan Amerika Serikat (AS) menyatakan, indikasi awal menunjukkan bahwa varian omicron tidak lebih berbahaya daripada varian delta, Minggu (5/12/2021).
Namun demikian, Kepala Penasihat Medis Presiden AS Joe Biden, Dr. Anthony Fauci, mengatakan bahwa para ilmuwan masih membutuhkan lebih banyak informasi sebelum mengambil kesimpulan tentang tingkat keparahan yang dapat ditimbulkan varian omicron.
Laporan dari Afrika Selatan, di mana varian ini muncul dan menjadi jenis yang paling dominan, menunjukkan bahwa tingkat rawat inap disana tidak meningkat secara mengkhawatirkan.
"Sejauh ini, sepertinya tidak ada tingkat keparahan yang besar," kata Fauci dikutip dari The Associated Press.
"Tapi kita harus benar-benar berhati-hati sebelum membuat keputusan bahwa varian omicron tidak terlalu parah atau tidak menyebabkan penyakit parah seperti delta," tambahnya.
Baca Juga: Jadi Pusat Omicron, Afrika Selatan Laporkan Penambahan Penderita Covid-19 Anak-anak
Fauci mengatakan pemerintahan Biden sedang mempertimbangkan untuk mencabut pembatasan perjalanan terhadap warga negara asing yang memasuki AS dari beberapa negara Afrika. Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengecam tindakan tersebut dan menyebutnya seperti "perjalanan apartheid."
“Mudah-mudahan kami bisa mencabut larangan itu dalam jangka waktu yang cukup masuk akal,” kata Fauci. "Kami semua merasa sangat buruk tentang kesulitan yang telah terjadi tidak hanya di Afrika Selatan tetapi juga negara-negara Afrika lainnya," ujarnya.
Omicron telah terdeteksi di sekitar sepertiga dari negara bagian di AS. Wisconsin, Missouri, dan Louisiana termasuk di antara negara bagian terbaru yang mengonfirmasi kasus varian omicron.
Tetapi delta tetap menjadi varian dominan dan membuat lebih dari 99% kasus COVID-19 dan mendorong lonjakan rawat inap di utara. Tim Garda Nasional telah dikirim untuk membantu rumah sakit yang kewalahan di bagian barat New York.
Pejabat AS terus mendesak warganya untuk mendapatkan vaksinasi dan mendapatkan suntikan booster, serta mengambil tindakan pencegahan seperti memakai masker ketika berada di kerumunan di dalam ruangan.
Baca Juga: Pengamatan Ilmuwan: Omicron Bisa Hindari Antibodi, Namun Tampaknya Tidak Timbulkan Gejala Parah
Meskipun jika omicron terbukti tidak terlalu berbahaya seperti delta, namun omicron tetap dapat menimbulkan masalah. Hal ini diungkapkan oleh ahli epidemiologi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Dr. Maria Van Kerkhove.
"Bahkan jika kita memiliki sejumlah besar kasus yang ringan, beberapa dari orang-orang itu akan memerlukan rawat inap," katanya.
“Beberapa dari mereka harus dirawat di ICU. Kami tidak ingin hal ini terjadi di tengah keadaan yang sulit, ketika varian Delta masih beredar secara global," tambahnya.
Baca Juga: WHO Sebut Varian Baru Covid-19 Omicron Telah Terdeteksi di 38 Negara
Dua tahun setelah wabah, COVID-19 telah menewaskan lebih dari 780.000 warga Amerika, dengan kematian mencapai sekitar 860 orang per hari.
Menurut data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, lebih dari 6.600 orang dirawat di rumah sakit setiap hari.
Kasus dan kematian COVID-19 di AS telah turun sekitar setengahnya sejak puncak kasus varian delta pada bulan Agustus dan September. Jumlah kasus COVID-19 di AS hingga kini masih tinggi, terutama menjelang liburan natal dan tahun baru, ketika warga ingin berlibur dan berkumpul bersama keluarga.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.