ROMA, KOMPAS.TV - Pemulihan ekonomi global di seluruh dunia setelah puncak pandemi Covid-19 saat ini tengah terjadi, namun tidak merata.
Tiga masalah utama dunia untuk memulihkan diri dari pandemi Covid-19 saat ini adalah akses vaksin yang tidak merata di seluruh dunia, terjadinya inflasi kenaikan energi dan disrupsi atau gangguan suplai.
Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam keterangannya di Hotel Splendide Royal, Roma, Italia, pada Sabtu, 30 Oktober 2021, seusai mendampingi Presiden Joko Widodo dalam KTT G20 di La Nuvola.
Itulah salah satu tantangan terbesar bagi kepemimpinan Indonesia di kelompok negara-negara G20 yang akan dimulai 1 Desember nanti hingga akhir November tahun depan.
“Ada negara-negara yang sampai hari ini bahkan jumlah vaksinasinya dari penduduknya kurang dari 3 persen, di negara-negara Afrika. Rata-rata yang di negara-negara miskin baru 6 persen dari penduduknya, sementara negara-negara maju sudah melakukan vaksinasi di atas 70 persen atau bahkan mendekati 100 persen dan mereka sudah melakukan boosting,” ujar Menkeu.
Selain akses vaksin yang tidak merata, pemulihan ekonomi dunia juga terancam oleh dua hal lain, yaitu terjadinya inflasi kenaikan energi dan disrupsi atau gangguan suplai.
Suplai sendiri melibatkan ketersediaan bahan di negara asal hingga ke rantai pasokan dan distribusi ke negara yang membutuhkan suplai.
Menurut Menkeu, hal tersebut terjadi di seluruh negara yang pemulihan ekonominya sangat cepat namun mengalami komplikasi dalam bentuk kenaikan harga energi dan gangguan suplai.
“Artinya apa? Waktu permintaan pulih dengan cepat dan kuat, ternyata suplainya tidak mengikuti,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Menkeu menjelaskan kenaikan energi yang terjadi sangat cepat sebabnya adalah investasi di bidang energi terutama yang non-renewable itu sudah merosot tajam namun dihadapkan pada permintaan energi yang melonjak akibat pemulihan ekonomi.
Hal tersebut yang kemudian mendorong inflasi yang tinggi di berbagai negara.
“Ini menjadi ancaman pemulihan ekonomi global. Indonesia perlu juga tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya rembesan hal tersebut,” ungkap Menkeu Sri Mulyani.
Baca Juga: Presiden Jokowi Hari ini akan Terima Presidensi G20 dari PM Italia, Pimpin 20 Ekonomi Terbesar Dunia
Menkeu mengatakan, karena Covid-19 ini adalah ancaman nyata bagi perekonomian dunia, maka di dalam pembahasan antara menteri keuangan dengan menteri kesehatan negara-negara G20 disepakati untuk membangun mekanisme yang disebut kesiapan (menghadapi) pandemi atau pandemic preparedness.
“Hari ini dunia tidak siap menghadapi pandemi. Nyatanya (pandemi) telah menyebabkan biaya sampai 12 triliun dollar AS, 5 juta orang meninggal, dan lebih dari 250 juta orang yang terinfeksi dan terdampak pandemi ini, maka dunia harus menyiapkan (diri) lebih baik,” jelasnya.
KTT G20 di Italia kali ini menyepakati pembentukan joint finance health task force atau satuan kerja antara menteri keuangan dan menteri kesehatan di bawah G20 yang tujuannya adalah untuk menyiapkan prevention atau pencegahan, preparedness atau kesiapan, dan response atau tanggapan PPR atas pandemi.
“Task force ini dipimpin oleh Menteri Keuangan Indonesia dan Italia. Indonesia sebagai tuan rumah atau presidensi mulai Desember dan Italia yang sekarang ini menjadi presidensi,” ujarnya.
“Tentu peran Indonesia menjadi penting karena Indonesia adalah negara yang besar dan kita juga punya komitmen terhadap vaksinasi kita,” tandas Menkeu.
Sumber : Kompas TV/BPMI Sekretariat Presiden
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.