Kompas TV internasional kompas dunia

Petinggi Militer Amerika Serikat Suarakan Keprihatinan atas Uji Sistem Senjata Hipersonik China

Kompas.tv - 28 Oktober 2021, 05:15 WIB
petinggi-militer-amerika-serikat-suarakan-keprihatinan-atas-uji-sistem-senjata-hipersonik-china
Kepala Staf Gabungan Militer Amerika Serikat Jenderal Mark Milley menyatakan uji coba sistem senjata hipersonik China "sangat memprihatinkan". Menurutnya, uji coba sistem senjata hipersonik itu dipandang sebagai bagian dari kemajuan agresif China di bidang teknologi ruang angkasa dan militer. (Patrick Semansky/AP Pool)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Vyara Lestari

WASHINGTON, KOMPAS.TV — Kepala Staf Gabungan AS Jenderal Mark Milley menyatakan uji coba sistem senjata hipersonik China "sangat memprihatinkan", seperti dilansir Associated Press, Rabu (27 /10/2021). Uji coba sistem senjata hipersonik itu dipandang sebagai bagian dari kemajuan agresif China di bidang teknologi ruang angkasa dan militer.

Jenderal Mark Milley, ketua Kepala Staf Gabungan, adalah pejabat Pentagon pertama yang memastikan sifat uji sistem senjata hipersonik oleh militer China, yang dilaporkan Financial Times sebagai senjata hipersonik berkemampuan nuklir yang diluncurkan ke luar angkasa dan mengorbit Bumi sebelum masuk kembali atmosfer dan meluncur menuju targetnya di China.

Milley mengatakan dia tidak bisa membahas rincian karena aspek yang terlibat masuk klasifikasi informasi intelijen rahasia.

Dia mengatakan Amerika Serikat juga sedang mengerjakan senjata hipersonik. Fitur utama senjata hipersonik ini termasuk lintasan penerbangan, kecepatan dan kemampuan manuver yang membuat mereka mampu menghindari sistem peringatan dini yang merupakan bagian dari pertahanan rudal AS.

Amerika Serikat belum melakukan uji coba senjata hipersonik seperti yang dikatakan Jenderal Milley pada tahap yang telah dicapai China.

"Apa yang kami lihat adalah peristiwa yang sangat signifikan dari uji sistem senjata hipersonik, dan itu sangat memprihatinkan," kata Milley pada "The David Rubenstein Show: Peer-to-Peer Conversations" di Bloomberg Television.

“Saya pikir saya melihat di beberapa surat kabar, mereka menggunakan istilah momen Sputnik,” tambahnya. “Saya tidak tahu apakah ini momen Sputnik, tapi saya pikir ini sangat dekat dengan itu. Jadi ini adalah peristiwa atau uji teknologi yang sangat signifikan yang terjadi oleh Cina. Dan itu menjadi perhatian kita semua.”

Peluncuran satelit Sputnik oleh Uni Soviet pada tahun 1957 mengejutkan dunia dan memicu kekhawatiran Amerika Serikat bahwa satelit mereka tertinggal secara teknologi dalam perlombaan senjata yang sangat laju pada tahap awal era nuklir.

Baca Juga: Bantah Lakukan Uji Coba Rudal Hipersonik, China: Hanya Tes Penggunaan Kembali Kendaraan Luar Angkasa

China membantah mereka melakukan uji coba peluru kendali hipersonik berkemampuan nuklir bulan Juli lalu. Seperti dilansir Straits Times, Senin (18/10/2021), China menyatakan yang terjadi pada saat itu adalah mereka sedang menguji kendaraan luar angkasa mereka. (Sumber: France24 via AFP)

China membantah laporan berita Barat tentang pengujian sistem senjata hipersonik itu, mengatakan peristiwa tersebut adalah uji teknologi kendaraan luar angkasa yang dapat digunakan kembali untuk tujuan damai.

Beberapa pakar pertahanan Amerika Serikat mengungkap kekhawatiran tentang kemajuan China pada senjata hipersonik yang dapat mengirimkan senjata nuklir dari luar angkasa adalah terlalu berlebihan.

James Acton dari Carnegie Endowment for International Peace menulis dalam sebuah esai minggu lalu bahwa Amerika Serikat telah lama rentan terhadap serangan nuklir China.

“Sementara prospek serangan nuklir terhadap Amerika Serikat menakutkan, ini bukan momen Sputnik — sebagian karena tidak sepenuhnya jelas apa yang diuji, tetapi sebagian besar karena ancaman serangan nuklir China di Amerika Serikat bukanlah hal baru,” tulis Acton.

Selain kemajuannya dalam senjata hipersonik, China juga memperluas jaringan silo bawah tanah yang dapat digunakan untuk meluncurkan rudal nuklir antarbenua, dan menolak seruan Amerika Serikat untuk bergabung dalam pembicaraan pengendalian senjata nuklir.

Amerika Serikat juga telah menyuarakan keprihatinan tentang apa yang disebutnya sebagai upaya China untuk mengintimidasi Taiwan, pulau yang memiliki pemerintahan sendiri yang diklaim China sebagai bagian dari wilayahnya, dan untuk mengklaim pulau-pulau yang disengketakan dan daratan lainnya di Laut China Selatan.




Sumber : Associated Press




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x