NEW DELHI, KOMPAS.TV - India menuntut kompensasi dan pembayaran atas kerugian yang mereka derita akibat bencana iklim, kata Kementerian Lingkungan India sambil memaparkan posisi negara itu pada isu-isu kritis yang akan dinegosiasikan pada KTT iklim COP26 PBB dalam beberapa minggu mendatang.
Seperti dilansir Bloomberg, Sabtu, (23/10/2021), India menyatakan, "Permintaan kami adalah, ini harus ada kompensasi untuk biaya yang dikeluarkan, dan itu harus ditanggung oleh negara-negara maju," kata Rameshwar Prasad Gupta, pegawai negeri paling senior di Kementerian Lingkungan India, Jumat (22/10/2021).
Dia menambahkan India berdiri bersama negara-negara berpenghasilan rendah dan berkembang lainnya dalam masalah ini.
Para pemimpin dan diplomat dari seluruh dunia akan berkumpul di Glasgow, Skotlandia, untuk menghadiri KTT COP tahunan, yang dipandang sebagai pertemuan darurat untuk mencegah memburuknya dampak perubahan iklim.
"Kompensasi untuk bencana iklim diharapkan menjadi poin utama dalam KTT COP 26 Glasgow, dan subjeknya adalah sesuatu yang telah diangkat India dengan utusan iklim Amerika Serikat John Kerry," kata Gupta.
Negara-negara kaya adalah penyumbang utama sebagian besar gas rumah kaca yang menyebabkan planet ini menghangat di atas tingkat praindustri.
Perjanjian iklim Paris 2015 termasuk bahasan untuk mengatasi "kerugian dan kerusakan", tetapi meninggalkan pertanyaan tentang kewajiban dan ganti rugi yang belum terjawab.
Diskusi dimulai sejak 2013 pada pertemuan puncak sebelumnya di Warsawa, tetapi rincian teknis tentang bagaimana transfer uang tersebut terjadi masih belum dibahas.
Baca Juga: PBB Sebut Banjir Terburuk Sudan Selatan akibat Perubahan Iklim
Gagasan luasnya adalah, berdasarkan kontribusi historis terhadap gas rumah kaca global, negara-negara maju harus memberikan kompensasi atas kerusakan yang akan ditimbulkan oleh polusi suatu hari nanti.
Negara-negara yang menderita dampak iklim kemudian dapat mengklaim uang untuk perbaikan setelah badai atau banjir yang dipicu oleh iklim.
Tetapi tidak semua bencana disebabkan oleh perubahan iklim, dan para ilmuwan baru saja memulai kerja mereka untuk dapat menghitung seberapa besar kontribusi bumi yang lebih panas terhadap peristiwa cuaca ekstrem.
India adalah penghasil emisi terbesar ketiga di dunia secara tahunan hari ini dan berada di antara 10 penghasil emisi terbesar, yang berarti juga harus menyumbangkan uang ke dalam dompet kompensasi tersebut.
Bahkan jika ganti rugi India untuk kerusakan kira-kira 4 persen, negara itu akan menerima pembayaran yang lebih besar untuk kerugian yang akan ditimbulkannya.
"Jika mereka ingin India menjadi bagian, kami mungkin bersedia," tambahnya.
Sumber : Bloomberg/Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.