JENEWA, KOMPAS.TV — Lebih dari 10.000 anak di Yaman tewas atau terluka dalam kekerasan yang terkait dengan perang bertahun-tahun di negara miskin itu, kata Juru Bicara UNICEF James Elder, Selasa, (19/10/2021) seperti dilansir Associated Press.
Elder mengatakan penghitungan yang diverifikasi dari operasi pelaporan dan pemantauan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menggambarkan angka yang kurang dari jumlah sebenarnya karena lebih banyak kematian dan cedera anak tidak tercatat.
UNICEF mengatakan dengan jumlah baru itu berarti empat anak terbunuh atau cacat setiap hari, yang menjadi sebuah “tonggak yang memalukan” sejak koalisi pimpinan Arab Saudi campur tangan dalam perang pada 2015.
PBB telah lama menganggap Yaman sebagai rumah bagi krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
Negara di Semenanjung Arab itu menghadapi masalah rumit dan runyam, gabungan dari konflik yang berkepanjangan, kehancuran ekonomi, dan runtuhnya layanan sosial dan kesehatan, serta program bantuan PBB yang kekurangan dana.
Setidaknya empat dari lima anak di Yaman membutuhkan bantuan kemanusiaan, atau sekitar 11 juta anak, kata UNICEF.
Baca Juga: 16,2 Juta Orang di Yaman Terancam Kelaparan akibat Perang Berkepanjangan
Menurut angka PBB, total 3.455 anak-anak tewas dan lebih dari 6.600 terluka dalam pertempuran di Yaman antara 15 Maret 2015 dan 30 September tahun ini.
Selain kekerasan, Elder mengatakan banyak warga Yaman kelaparan bukan karena kekurangan makanan tetapi karena kekurangan uang untuk membelinya.
“Mereka kelaparan karena orang dewasa terus mengobarkan perang di mana anak-anak menjadi korban terbesar,” katanya, seraya mendesak lebih banyak dana untuk membantu badan tersebut.
“Yaman adalah tempat paling sulit di dunia untuk menjadi seorang anak. Dan… semakin parah.”
Secara keseluruhan, Proyek Data Lokasi dan Peristiwa Konflik Bersenjata atau ACLED memperkirakan sekitar 130.000 orang tewas dalam perang di Yaman.
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.