MINSK, KOMPAS.TV - Duta Besar Prancis Nicolas de Lacoste diusir dari Belarusia, setelah negaranya tak mengakui kepemimpinan Presiden Alexander Lukashenko untuk keenam kalinya.
Juru Bicara Kedutaan Besar Prancis mengungkapkan De Lacoste telah meninggalkan negara itu, Minggu (17/10/2021).
Media lokal Belarusia mengungkapkan ia gagal menunjukkan kredensialnya kepada Presiden Lukashenko.
Prancis, seperti negara Uni Eropa lainnya, tak mengakui klaim Lukashenko sebagai Presiden Belarusia untuk keenam kalinya.
Baca Juga: Usai Syuting di Luar Angkasa, Aktris dan Sutradara Film Rusia Tiba Di Bumi
Hal itu terkait tuduhan adanya kecurangan pada pemilihan umum yang dilakukan Agustus lalu, yang kemudian menyebabkan terjadinya demonstrasi dan kericuhan di negara pecahan Uni Sovyet tersebut.
“Menteri Luar Negeri Belarusia telah meminta duta besar untuk pergi sebelum 18 Oktober,” ujar Juru Bicara Kedutaan Besar Prancis dikutip dari BBC.
“Ia mengucapkan selamat tinggal kepada staf kedutaan besar, dan merekam pesan video ke rakyat Belarusia, dan akan muncul besok pagi di laman kedutaan,” ujarnya.
UE terus menegaskan pemilu Agustus lalu yang membuat Lukashenko terpilih untuk keenam kalinya bebas dan adil.
Baca Juga: Mantan Polisi China Ungkap Penyiksaan Tahanan Uighur di Xinjiang, Pengakuannya Bikin Merinding
Mereka pun memberikan sanksi terhadap rezim Lukashenko, yang dijuluki diktator terakhir di Eropa.
Lukashenko pun diminta untuk segera mundur dari jabatannya, dan unjuk rasa besar terjadi di negaranya.
Lukashenko kemudian meresponsnya dengan melakukan tindakan represif terhadap rakyatnya sendiri.
Meski dikecam UE, posisi Lukashenko belum juga terganjal, apalagi ia mendapatkan dukungan dari rekannya, Presiden Rusia Vladimir Putin.
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.