ISLAMABAD, KOMPAS.TV - Maskapai penerbangan Pakistan memutuskan menghentikan penerbangan ke Ibu Kota Afghanistan, Kabul setelah diancam Taliban.
Pakistan International Airlines (PIA) mengeluarkan keputusan tersebut, setelah Taliban memaksa mereka memotong harga tiket ke level sebelum pemerintah yang didukung Amerika Serikat (AS) tumbang Agustus lalu.
Saat ini, tiket ke Ibu Kota Pakistan, Islamabad dijual 10 kali lebih tinggi dibandingkan harga Agustus lalu.
Kekurangan kursi yang parah membuat penerbangan sekali jalan dihargai sebesar 1.200 dolar AS atau setara Rp16,9 juta.
Baca Juga: Mantan Presiden AS Bill Clinton Dirawat di Rumah Sakit
PIA sendiri merupakan satu-satunya maskapai penerbangan internasional yang masih beroperasi di Afghanistan.
Kementerian Transportasi Taliban mengeluarkan pernyataan bahwa seharusnya tiket pesawat yang dijual disesuaikan dengan tiket sebelum kemenangan Taliban.
Pernyataan itu juga meminta penumpang untuk melaporkan adanya pelanggaran terhadap perintah tersebut, yang juga ditujukan kepada Maskapai Afghanistan, Kam-Air.
Pernyataan tersebut juga menegaskan penerbangan akan ditangguhkan jika maskapai tak mau bekerja sama.
Namun seperti dilansir dari BBC, Juru Bicara PIA, Abdullah Khan menegaskan perusahaan dipaksa berurusan dengan perubahan pada menit terakhir oleh pejabat untuk peraturan dan izin terbang.
Baca Juga: Taliban Berkuasa, Rabbi Yahudi Evakuasi 4 Anak Afghanistan agar Bisa Bersatu dengan Ibunya
Menurut Khan, para staf juga menghadapi ancaman, dengan perwakilannya ditahan di bawah todongan senjata selama beberapa jam.
Khan menegaskan keputusan pemberhentian penerbangan ini dikarenakan premi asuransi sangat tinggi sehingga tak mungkin mengoperasikan penerbangan terjadwal.
Selain itu, keputusan maskapai melanjutkan penerbangan sewaan pada 13 September diambil atas dasar kemanusiaan.
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.