Saat sendirian, pendeta itu disebut menciumnya dan menyentuh kemaluannya. Suatu hari, pendeta tersebut membawa Martinez ke apartemen dan memaksanya melakukan seks oral.
Martinez kemudian melapor kepada orang tuanya. Mereka membuat laporan ke keuskupan. Hasilnya, pendeta yang melecehkan Martinez dipindahkan tanpa hukuman apa pun.
Martinez menyembunyikan trauma pelecehan selama berpuluh tahun. Ia baru bisa bercerita kepada anak-anaknya pada 2019.
“Bagi saya, hubungan seksual selalu terpancang dalam diri saya sebagai sesuatu yang terlarang. Jadi sangat sulit bagi saya untuk melaluinya, dan saya harus mencari pasangan yang sangat sabar,” kata Martinez.
Aktor yang kini berusia 52 tahun itu memutuskan angkat bicara karena tak kuat menahan trauma. “Saya berpikir: saya harus melakukan sesuatu, tidak bisa dibiarkan seperti ini,” ucapnya.
“Saya sudah lama kesakitan, dan sekarang saya seorang aktor. Jadi, saya memeragakan rasa sakit saya. Rasa sakit itu tidak membelenggu saya lagi,” imbuh Martinez.
Temuan pelecehan masif yang juga dialami Martinez mengejutkan banyak pihak. Namun, ia mengaku pesimistis atas dampak dari laporan tersebut. Menurutnya pihak Gereja “tidak menunjukkan keterdesakan” untuk menangani masalah ini.
Laporan investigasi menyebut terdapat upaya sistematis untuk menutupi kasus-kasus pencabulan di lingkungan gereja.
Laporan itu pun merekomendasikan berbagai hal untuk memastikan pelecehan tidak berulang, salah satunya menyarankan kebijakan yang akan menginstitusionalisasi kewajiban Gereja membantu dan mendengar para korban.
Baca Juga: 5 Jenis Pelecehan Seksual yang Sering Terjadi di Ruang Publik
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.