SRINAGAR, KOMPAS.TV - Kepolisian India di Kashmir menahan ratusan orang menyusul serentetan pembunuhan terencana, di mana pemerintah India menuding kelompok pemberontak Kashmir berada di belakang rentetan pembunuhan tersebut, kata para pejabat India kepada AFP seperti dilansir France24, Minggu (10/10/2021)
Ketegangan meningkat di wilayah mayoritas Muslim, yang diperebutkan oleh dua negara bertetangga bersenjata nuklir India dan Pakistan, setelah New Delhi mencabut status semi-otonomi Kashmir pada Agustus 2019 dan memutuskan Kashmir langsung berada di bawah pemerintahan India.
Tujuh warga sipil ditembak mati dalam enam hari pekan lalu, memicu kemarahan publik di Kashmir dan di seluruh India. Politisi dari semua spektrum politik India mengutuk pembunuhan itu.
Setelah penembakan itu, kepolisian menahan hampir 500 warga yang diduga memiliki hubungan dengan kelompok agama dan militan terlarang di seluruh wilayah yang disengketakan, kata seorang perwira polisi senior.
"Tidak ada batu yang terlewat untuk menemukan para pembunuh," tambah petugas itu.
Seorang perwira tinggi intelijen anti-terorisme dikirim oleh New Delhi ke wilayah tersebut untuk memimpin penyelidikan.
Satuan tugas kontra-terorisme India, Badan Investigasi Nasional, menginterogasi 40 guru sekolah di kota utama Srinagar pada Minggu, kata para pejabat kepolisian India.
Pihak berwenang mengatakan setidaknya 29 warga sipil, termasuk pekerja dari partai politik pro-India, ditembak mati di Kashmir sepanjang tahun ini.
Dua puluh dua dari mereka adalah Muslim, tambah para pejabat.
Baca Juga: Taliban Sinyalkan Ancaman ke India: Kami akan Keraskan Suara untuk Muslim Kashmir
Sumber : Kompas TV/France24/AFP
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.