ISTANBUL, KOMPAS.TV - Turki mempertimbangkan lebih banyak langkah bersama dengan Rusia di industri pertahanan, termasuk untuk jet tempur dan kapal selam. Demikian dikatakan Presiden Turki Recep Tayyip Erdo an, Kamis (30/9/2021), sehari setelah pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin seperti dilansir Daily Sabah.
Kepada wartawan di atas pesawat kepresidenan, Erdogan mengatakan pembicaraan dengan Putin di resor Laut Hitam Sochi pekan lalu difokuskan pada langkah-langkah yang akan memperdalam kerja sama pertahanan antara Turki dan Rusia, termasuk kemitraan untuk pembuatan dan pemeliharaan mesin pesawat tempur, jet tempur, dan kapal selam.
“Kami berkesempatan untuk membahas secara komprehensif langkah-langkah apa yang harus diambil dalam produksi mesin pesawat, langkah-langkah apa yang harus diambil terkait jet tempur,” katanya seraya menambahkan langkah-langkah lain dapat mencakup pembangunan kapal dan kapal selam.
Erdogan menambahkan Rusia juga dapat terlibat dalam pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir kedua dan ketiga Turki. Sementara Putin menyarankan pengembangan platform untuk peluncuran luar angkasa.
“Kami berbicara dengan Presiden Putin tentang membangun dua pembangkit nuklir lagi, selain Akkuyu. Dia setuju untuk menangani masalah ini,” kata Erdogan.
Akkuyu adalah pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) pertama Turki yang sedang dibangun oleh perusahaan energi nuklir negara Rusia, Rosatom, di provinsi Mersin selatan.
Kedua negara menandatangani perjanjian kerja sama tahun 2010 dan memulai pembangunan pada 2018. Unit awal PLTN Turki itu ditargetkan selesai pada Mei 2023.
Tiga unit yang tersisa akan mulai beroperasi pada akhir 2026, dengan laju satu unit per tahun sehingga pada akhirnya memiliki total kapasitas terpasang 4.800 megawatt (MW).
Setelah selesai, pembangkit ini diharapkan dapat menghasilkan 35 miliar kilowatt-hour (kWh) listrik per tahun dan akan memenuhi sekitar 10% kebutuhan listrik domestik.
PLTN ini diperkirakan akan memiliki masa pakai 60 tahun dengan perpanjangan 20 tahun dan akan menghasilkan energi bebas karbon sepanjang waktu.
Baca Juga: Erdogan Pertimbangkan Beli Lebih Banyak Rudal Pertahanan Udara Rusia Meski Diancam Amerika Serikat
Pernyataan Erdogan itu dikeluarkan seminggu setelah dia mengulangi niat Ankara untuk memperoleh batch baru sistem rudal pertahanan udara canggih S-400.
Komentarnya memicu peringatan dari Washington yang mengatakan Turki dapat menghadapi tindakan lebih lanjut di bawah undang-undang AS yang menghukum negara-negara yang membeli senjata Rusia.
Pembelian pertahanan udara S-400 buatan Rusia oleh anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pada 2019 mendorong Washington untuk menghapusnya dari program internasional yang memproduksi jet tempur F-35 generasi berikutnya dan membatalkan penjualan mereka, sebelum menjatuhkan sanksi kepada pejabat pertahanan Turki.
Amerika Serikat berpendapat sistem rudal S-400 dapat digunakan Rusia secara diam-diam untuk mendapatkan rincian rahasia pada jet tempur F-35. Washington juga menyebut sistem S-400 tidak kompatibel dengan sistem NATO.
Turki, bagaimanapun, menegaskan sistem pertahanan udara S-400 tidak akan diintegrasikan ke dalam sistem NATO dan tidak akan menimbulkan ancaman bagi aliansi.
Ditanya tentang rencana Turki untuk membeli sistem S-400 tambahan meskipun ada ancaman sanksi AS lebih lanjut, Erdogan menjawab, “Proses S-400 berlanjut. Tidak ada kata batal."
Baca Juga: Senator Amerika Serikat Ancam Erdogan: Turki Akan Dapat Sanksi Baru Bila Teruskan Beli Rudal S-400
Erdogan berharap untuk bertemu Presiden AS Joe Biden pada pertemuan G-20 di Roma untuk membahas proyek F-35, termasuk masalah 1,4 miliar dolar AS, yang sudah dibayarkan kepada Amerika Serikat namun pembeliannya dibatalkan sepihak oleh Washington.
Pertemuan lain antara para pemimpin Turki dan AS, kata Erdogan, juga dapat berlangsung di sela-sela konferensi iklim di Glasgow, Skotlandia pada November mendatang.
"Kami melakukan pembayaran 1,4 miliar dolar, apa yang akan terjadi dengan uang itu?" Erdogan bertanya-tanya.
“Kami tidak mendapatkan uang ini dengan mudah. Entah mereka akan memberi kami pesawat kami atau mereka akan kembalikan uang kami.”
“Kami akan membahas semua hubungan termasuk, militer, politik, ekonomi, komersial,” katanya.
Pekan lalu, sekembalinya dari kunjungan ke New York, Erdogan dilaporkan mengatakan bahwa hubungan Amerika Serikat-Turki tidak sehat dan arah mereka saat ini “bukan pertanda baik.”
Namun, setelah mengomentari rencananya untuk bertemu Biden bulan depan, dia mengatakan sekembalinya dari Sochi, “Ada beberapa langkah yang diambil sebagai pertanda baik.”
Sumber : Kompas TV/Daily Sabah
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.