RAJAHSTAN, KOMPAS.TV - Keputusan pemadaman internet di 16 distrik di Rajahstan, India saat ujian guru, ternyata bukan sebuah penghalang untuk menyontek.
Demi bisa memuluskan aksi menyontek saat ujian, sejumlah peserta bahkan sampai memasang perangkat koneksi nirkabel bluetooth yang tersembunyi di dalam sandal jepit.
India memutuskan memadamkan internet dan layanan pesan pendek SMS pada Minggu (26/9/2021), saat Negara Bagian Rajahstan mengadakan ujian.
Namun, aksi menyontek itu gagal dilakukan, karena mereka kadung ketahuan melakukannya sebelum ujian.
Baca Juga: Mengerikan, Ban Pesawat Mengeluarkan Api saat Mendarat di Bandara Inggris
Dikutip dari The Strait Times, sekitar 10 orang peserta ditangkap akibat aksi tak terpuji tersebut.
Kelompok peserta itu menyembunyikan bluetooth di dalam sandal jepit, sehingga bisa mendapat panggilan.
Setelah itu, panggilan tersebut akan ditransmisikan ke penerima yang tersembunyi di kuping mereka.
Kaki tangan mereka yang berada di luar ruangan ujian akan mengontak perangkat yang tersembunyi dan memberi tahu jawaban yang benar pada peserta ujian.
Tetapi sebelum rencana tersebut dilakukan, aksi mereka keburu ketahuan. Lantaran, mereka bertingkah aneh di luar ruangan ujian.
“Kami sudah bersiap akan kemungkinan adanya peserta yang menyontek. Tetapi kami selalu berpikir bahwa itu kemungkinan kertas jawaban, atau seseorang yang menggunakan internet, yang oleh sebab itu saat ini dimatikan,” kata seorang petugas kepolisian kota Binaker, Priti Chandra.
Berdasarkan hasil investigasi, setidaknya ada 25 peserta ujian yang membawa sandal jepit spesial ini.
Mereka dikabarkan mengeluarkan 600.000 rupee atau sekitar Rp3 juta per pasang sandal jepit ajaib ini.
Informasi mengenai insiden tersebut pun segera dibagikan ke sejumlah distrik yang pula menggelar ujian.
Baca Juga: Kerap Pamer Kekayaan, Selebgram Ditangkap saat Geng Pengedar Narkoba Digerebek Polisi
Hal itu membuat banyak pusat ujian kemudian meminta peserta untuk melepas alas kaki mereka di ruang ujian.
“Pada satu kasus kami menangkap seorang peserta setelah ujian, dan membawanya ke dokter untuk mengidentifikasi dan melepas alat bluetooth dari kupingnya,” kata Priti.
Otoritas di India terus berusaha menggagalkan penyontekan, mengingat tingginya kompetisi pada ujian pemerintah, universitas dan sekolah.
Apalagi, saat ini perangkat teknologi yang digunakan semakin canggih.
Sumber : The Strait Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.