WASHINGTON, KOMPAS.TV - Militer Amerika Serikat (AS) menyatakan, pihaknya akan menerima ribuan pengungsi dari Afghanistan minggu depan.
Ribuan orang tersebut akan menyelesaikan masa jeda selama tiga minggu di Eropa dan Timur Tengah untuk mendapatkan suntikan campak, kemudian dipindahkan ke AS.
Jenderal Glen VanHerck, Kepala Komando Utara AS, mengatakan kepada wartawan pada Kamis (30/9/2021) bahwa ada sekitar 14.000 warga Afghanistan di berbagai negara yang akan datang ke AS.
Saat ini ada sekitar 53.000 pengungsi Afghanistan yang tersebar di delapan instalasi militer AS di Amerika, yang mendekati total kapasitas mereka sebanyak 64.000 orang.
Baca Juga: Ternyata Perjanjian Taliban dengan Trump yang Berperan Besar Merusak Afghanistan
“Saya mengantisipasi bahwa penerbangan akan dimulai dalam waktu dekat,” kata VanHerck.
“Minggu depan kita bisa melihat sesuatu (kedatangan pengungsi) karena proses vaksinasi selama 21 hari akan selesai,” ujarnya seperti dikutip dari The Associated Press.
VanHerck mengatakan bahwa ada ribuan pengungsi di pangkalan AS yang telah menyelesaikan proses pemeriksaan medis dan telah diizinkan untuk pergi dan bermukim kembali di Amerika Serikat.
Ribuan warga Afghanistan diterbangkan keluar dari negaranya dalam upaya evakuasi yang kacau setelah militer AS ditarik dari Kabul dan negara tersebut diambilalih oleh.
Baca Juga: Gaji Tak Dibayar, Perempuan Pekerja Desak Masyarakat Internasional Alirkan Bantuan untuk Afghanistan
Tetapi ketika para pengungsi Afghanistan mulai tiba di pangkalan-pangkalan di sekitar Eropa dan Timur Tengah, kasus campak terdeteksi di komunitas mereka.
Atas rekomendasi dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS, semua penerbangan pengungsi dari Afghanistan pun dihentikan pada 10 September.
Para pengungsi diwajibkan untuk divaksinasi campak di pangkalan dan mereka harus menunggu selama 21 hari, hingga vaksin tersebut bisa bekerja dengan efektif.
VanHerck juga mengatakan bahwa sekitar 84 persen dari pengungsi telah divaksinasi sebagian untuk Covid-19.
Dia mengatakan, jeda selama tiga minggu di pangkalan juga akan memberi mereka waktu untuk siap meneriman dosis vaksin Covid-19 yang kedua.
Beberapa dari mereka juga telah menerima vaksin Johnson & Johnson yang hanya membututuhkan satu dosis suntikan.
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.