PRISTINA, KOMPAS.TV - Uni Eropa mendesak Kosovo dan Serbia untuk segera membereskan perselisihan di antara mereka. Tensi hubungan dua negara tersebut meningkat belakangan ini gara-gara kebijakan mengenai plat nomor.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ursula von der Leyen, kepala Komisi Eropa, sebuah badan eksekutif di tubuh Uni Eropa. Ursula mengunjungi Pristina, ibukota Kosovo pada Rabu (29/9/2021).
“Vital bagi Kosovo dan Serbia untuk segera menormalisasi hubungan mereka. Dialog yang difasilitasi Uni Eropa adalah satu-satunya platform untuk membereskan krisis yang terjadi belakangan ini,” kata Ursula sebagaimana dikutip Associated Press.
Baca Juga: Ada Cerita Lain dari Perpecahan Etnis Serbia – Albania di Kosovo
Politisi asal Jerman itu mengunjungi Kosovo dalam rangka kujungan ke berbagai negara Balkan jelang pertemuan antar Uni Eropa dan negara-negara Balkan Barat pada Oktober mendatang.
Upaya mendamaikan dua negara itu telah dilakukan sejak Rabu (29/9). Perwakilan Kosovo dan Serbia dilaporkan bertemu di Brussels, Belgia dengan difasilitasi oleh utusan Uni Eropa, Miroslav Lajcak.
Belakangan ini, Kosovo dan Serbia berselisih mengenai plat nomor. Awalnya, Kosovo membuat kebijakan untuk mencopot plat nomor di mobil-mobil Serbia yang datang dari negara itu.
Pada pekan lalu, Kosovo menurunkan pasukan polisi khusus di perbatasan untuk memastikan bahwa kebijakan itu dipatuhi.
Meskipun kedengarannya sepele, kasus plat nomor di atas terkait dengan isu pengakuan kedaulatan oleh masing-masing negara. Pasalnya, Serbia tidak mengakui kemerdekaan Kosovo pada 2008.
Serbia pun mencopot plat nomor Kosovo dari kendaraan yang memasuki wilayahnya sebagai simbol tidak mengakui negara itu.
Kosovo sendiri membela kebijakannya sebagai balasan atas tindakan Serbia itu yang telah dilakukan selama 10 tahun terakhir.
Keputusan itu membuat perbatasan Kosovo-Serbia menegang belakangan ini. Etnis Serb di Kosovo dilaporkan memblokade perbatasan dengan truk.
Sebagai balasan, Serbia menerjunkan pesawat dan helikopter militer untuk terbang di dekat perbatasan. Aksi ini dipandang sebagai pertunjukan kekuatan Serbia.
Baca Juga: Hadapi Dakwaan Sebagai Penjahat Perang, Presiden Kosovo Mengundurkan Diri
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.