JENEWA, KOMPAS.TV - Hampir dua pertiga pemilih Swiss menyetujui rencana pemerintah untuk memperkenalkan pernikahan sesama jenis, menurut proyeksi pertama hasil referendum yang digelar hari Minggu (26/09/2021) yang dipicu oleh penentang langkah tersebut, seperti dilansir Straits Times, Minggu (26/09/2021).
Peneliti pasar GFS Bern - yang melakukan jajak pendapat utama selama kampanye - memproyeksikan 64 persen pemilih mendukung proposal "pernikahan untuk semua", yang akan membawa negara di pegunungan Alpen itu sejalan dengan sebagian besar Eropa barat.
Tempat pemungutan suara ditutup pada siang hari, dengan hasil lengkap diperkirakan akan menyusul dalam beberapa jam ke depan.
Swiss mendekriminalisasi homoseksualitas tahun 1942, tetapi banyak polisi lokal dan regional terus menyimpan "daftar gay", beberapa bahkan hingga 1990-an.
Pasangan sesama jenis sudah dapat mendaftarkan kemitraan sipil, dengan sekitar 700 kemitraan semacam itu diakui setiap tahun. Kemitraan sipil di sini setara dengan status pernikahan dalam konteks hukum negara.
Namun, status ini tidak memberikan hak yang sama dengan perkawinan, termasuk untuk memperoleh kewarganegaraan dan pengangkatan anak bersama.
Baca Juga: Pengadilan di Jepang Putuskan, Pelarangan Pernikahan Sesama Jenis Adalah Tidak Konstitusional
Setelah bertahun-tahun berdebat dan berdiskusi, Parlemen Swiss menyetujui RUU Desember lalu yang mengizinkan pasangan sesama jenis menikah di negara berpenduduk 8,6 juta orang itu.
Tapi itu ditantang di bawah sistem demokrasi langsung Swiss, di mana penentang RUU itu mengumpulkan 50.000 tanda tangan yang dibutuhkan untuk membuat masalah itu diputuskan melalui referendum.
Pemerintah dan parlemen Swiss mendesak para pemilih untuk mendukung "pernikahan untuk semua" guna menghilangkan "perlakuan tidak setara" antara pasangan heteroseksual dan gay.
Jajak pendapat selama kampanye menunjukkan anggota dari beberapa jemaat Kristen dan pendukung populis sayap kanan Partai Rakyat Swiss (SVP) - partai politik terbesar di Swiss - adalah yang paling mungkin menentang legalisasi pernikahan sesama jenis.
Sumber : Kompas TV/Straits Times/AFP
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.