JAKARTA, KOMPAS.TV- Surat kabar milik pemerintah China, People's Daily, menurunkan artikel yang mengeritik maraknya iklan kecantikan di negara tersebut.
Dalam tulisan itu dikatakan, sejumlah iklan membuat klaim yang berlebihan atau palsu dan dituding sangat meresap di benak masyarakat.
Surat kabar itu juga mengatakan sejumlah iklan mengaitkan ketampanan dengan "kualitas tinggi", "ketekunan" dan "kesuksesan", mengarang cerita tentang "operasi plastik mengubah nasib seseorang", dan mendistorsi persepsi publik tentang estetika.
Iklan dan promosi semacam itu bertebaran di mana-mana, dari poster di halte bus dan kereta bawah tanah hingga promosi di media sosial dan acara televisi.
Baca Juga: Dubai Demam Kloning Unta untuk Balap Unta dan Kontes Kecantikan Unta
Layanan dalam iklan itu mempromosikan operasi seperti membuat mata lebih lebar atau hidung lebih mancung. Dua layanan itu termasuk yang paling populer.
Namun, para penyedia layanan dikritik karena gagal memperingatkan klien mereka tentang adanya risiko dalam operasi semacam itu.
Tidak heran, seorang influencer media sosial berusia 33 tahun pada Juli meninggal akibat komplikasi, setelah menjalani operasi sedot lemak yang gagal.
Media pemerintah China itu pun mengatakan penertiban iklan tentang operasi, prosedur dan perawatan kecantikan adalah hal yang "penting dan mendesak"
Kritik terhadap bisnis ini muncul setelah pemerintah China bertindak keras terhadap beberapa sektor industri, dari teknologi hingga pendidikan dan properti.
Tindakan itu dilakukan untuk memperkuat kontrol pemerintah atas sektor ekonomi dan masyarakat yang berkembang secara tak terkendali selama bertahun-tahun .
Baca Juga: Mengenal Suntik DNA Ikan Salmon, Perawatan Kecantikan Terbaru dari Korea Selatan
Sebelumnya, Pada Agustus lalu pemerintah China sudah menyusun pedoman untuk mengatur praktik periklanan di sektor estetika medis karena dinilai telah memicu kecemasan orang tentang penampilan mereka.
Hal itu seiring dengan maraknya permintaan layanan operasi plastik atau perawatan estetika di China dalam beberapa tahun terakhir.
Sumber : Kompas TV/ANTARA
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.