JIANGSU, KOMPAS.TV - Seorang pemilik warung makan di China ditangkap setelah mencampurkan bubuk opium ke masakannya dengan tujuan membuat pelanggan ketagihan.
Insiden tersebut terjadi pada akhir Agustus di Liangyungang Hazihou, Provinsi Jiangsu, China.
Ketika itu, Kantor Polisi Lunan menerima informasi sebuah warung makan mi menggunakan bahan terlarang untuk membuat makanan mereka lebih enak dan bikin ketagihan.
Pelapor yang namanya tak disebutkan itu melaporkan warung tersebut setelah menyaksikan video peringatan keamanan publik mengenai pengusaha yang mencampurkan makanannya dengan bubuk opium untuk menyebabkan ketagihan.
Baca Juga: Ibu Paksa Putrinya Lompat Tali 3.000 Kali Tiap Hari agar Tinggi, Hasilnya Malah di Luar Dugaan
Dikutip dari Oddity Central, sang pelapor mengaku curiga dengan warung makanan tersebut karena ia merasa ketagihan dengan makanan mereka.
Setelah pihak kepolisian melakukan investigasi, ditemukan bahwa rumah makan tersebut ternyata memang menggunakan bubuk opium untuk meningkatkan bisnis mereka.
Sang pelapor memang membawa sampel dari makanan lezat tersebut ke polisi untuk dilakukan pemeriksaan.
Setelah dilakukan tes, makanan tersebut ternyata berisi papaverine, narkotik dan bahan-bahan yang tak biasa pada level tinggi.
Kepolisian Lunan bekerja sama dengan Brigade Investigasi Makanan dan Obat-obatan melakukan penggeledahan penuh di warung makan tersebut.
Mereka kemudian menyita pot besar minyak cabai yang kemudian ditemukan adanya zat opium.
“Bumbu minyak cabai dicampur dengan bubuk opium yang membuatnya terasa jauh lebih enak,” ujar petugas Zhang Kaoshan.
Baca Juga: Gara-Gara Memuji Penampilan Kim Jong-Un, Penyiar TV Ini Banjir Kecaman
“Masakan mi dingin memang menjadi lebih lezat, namun makanan ini bisa membuat ketagihan dan membahayakan kesehatan dalam jangka panjang,” tambahnya.
Saat ditanyai polisi, pemilik warung makan bernama Li, mengakui telah mencampur minyak cabainya dengan bubuk opium.
Ia menjelaskan bahwa itu satu-satunya cara untuk memperbaiki semuanya setelah mengalami kesulitan karena pandemi Covid-19.
Li mengaku kehilangan banyak pelanggan, sehingga merasa membuat mi dengan bahan adiktif dapat membantu bisnisnya membaik lebih cepat.
Sumber : Oddity Central
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.