NEW YORK, KOMPAS.TV – Sisa-sisa jenazah dua orang korban tewas dalam serangan 11 September 2001 di World Trade Center (WTC), New York, Amerika Serikat (AS), diidentifikasi pekan ini. Identifikasi itu diumumkan pada Selasa (7/9/2021), beberapa hari menjelang peringatan 20 tahun serangan yang menewaskan lebih dari 3.000 orang itu.
Melansir Associated Press pada Kamis (9/9/2021), para petugas masih terus melanjutkan kerja mengidentifikasi para korban tewas serangan 9/11 demi mengembalikan sisa jenazah pada pihak keluarga.
“Tak peduli berapa lama waktu berlalu sejak 11 September 2001, kami tak akan pernah lupa. Dan kami bertekad untuk menggunakan segala alat dan daya upaya untuk memastikan mereka yang hilang dapat kembali bersama keluarga mereka,” ujar Dr Barbara A Sampson, kepala pemeriksa medis Kota New York.
Baca Juga: 9/11: Bagaimana Serangan 9/11 Menyisakan Pahit dan Luka bagi Warga Afghanistan Kini
Para personel pemeriksa medis telah bekerja selama bertahun-tahun untuk mencocokkan ribuan bagian jenazah yang ditemukan dari reruntuhan WTC dengan para korban lain yang sudah diketahui. Namun, dalam banyak kasus, para petugas belum dapat mengekstraksi DNA yang dapat digunakan untuk identifikasi.
Pengumuman identikasi pada Selasa lalu itu merupakan yang pertama sejak Oktober 2019. Identifikasi korban pertama mengarah pada Dorothy Morgan dari Hempstead, New York. Morgan menjadi orang ke-1.646 yang berhasil diidentifikasi menggunakan teknologi DNA terkini.
Selain Morgan, para petugas juga berhasil mencocokkan sisa jenazah yang ditemukan pada 2001, 2002, dan 2006 dengan seorang korban tewas. Namun, pihak keluarganya meminta agar identitas korban tak diungkap ke publik.
Dari seluruh orang yang tewas di WTC, petugas menyebut, sebanyak 1.106 jenazah – jika berhasil ditemukan – belum diidentifikasi.
Baca Juga: 9/11: Bagaimana Serangan 9/11 Membentuk Joe Biden Sebagai Presiden Amerika Serika
Mark Desire, manajer Tim Identifikasi DNA WTC mengatakan dalam konferensi pers virtual pada Rabu (8/9/2021), ia berharap bahwa kemajuan ekstraksi dan pengurutan DNA akan menghasilkan lebih banyak identifikasi.
Namun, imbuhnya, beberapa sisa jenazah kemungkinan tidak akan pernah teridentifikasi lantaran DNA mereka sudah tak utuh lagi.
“Ada beberapa individu yang telah ditemukan, tapi kami belum dapat mengeluarkan profil DNA dari mereka,” kata Desire. “Hanya karena kami bisa mendapatkan sampel secara fisik di tangan kami atau melihatnya di depan mata kami, tak lantas berarti bahwa DNA mereka masih utuh.”
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.