KABUL, KOMPAS.TV - Mullah Abdul Ghani Baradar ditunjuk sebagai Wakil Perdana Menteri dalam pemerintahan sementara Afghanistan beberapa minggu setelah kelompok bersenjata itu mengambil alih negara tersebut.
Baradar akan mendampingi Mullah Mohammad Hassan Akhund yang ditunjuk sebagai perdana menteri pemerintahan sementara itu.
Pemilihan Hassan Akhund dianggap sebagai jalan kompromi antara gesekan dua kekuatan besar Taliban, yaitu kelompok moderat dan kelompok garis keras, seperti dilansir Al Jazeera, Rabu (8/9/2021).
Nama sebenarnya hanyalah Mullah Abdul Ghani, dan pemimpin Taliban sebelumnya, Mullah Mohammad Omar kerap memanggilnya sebagai 'adik' atau 'brother' dalam bahasa Inggris yang lafalnya dalam bahasa Pashtun terdengar sebagai 'Baradar'.
Sejak itulah Abdul Ghani dikenal sebagai Mullah Abdul Ghani Baradar.
Baradar, yang mengepalai kantor politik Taliban di Doha, menjadi wajah Taliban yang paling terlihat dalam beberapa tahun terakhir karena pemimpin kelompok itu, Haibatullah Akhunzada, sebagian besar tidak terlihat oleh publik.
Dikenal sebagai Mullah Baradar, ia muncul sebagai orang nomor dua di Taliban setelah kematian Mullah Mohammad Omar pada 2013.
Omar, kepala pendiri Taliban yang penuh teka-teki, tidak pernah terlihat di depan umum.
Abdul Ghani Baradar adalah negosiator yang berpengaruh bagi Taliban. Ia mewakili Taliban dalam negosiasi dengan Amerika Serikat di ibukota Qatar, Doha, menandatangani perjanjian dengan mereka pada 29 Februari 2020.
Perjanjian tersebut membuka jalan bagi penarikan pasukan asing dari Afghanistan dan pembicaraan intra-Afghanistan yang akan diadakan di Doha.
Ia memimpin kantor politik kelompok itu di Qatar sejak Januari 2019, beberapa bulan setelah dia dibebaskan dari penjara Pakistan.
Dia melarikan diri ke Pakistan setelah rezim Taliban digulingkan dalam invasi militer pimpinan AS pada 2001.
Baca Juga: Taliban Umumkan Pemerintahan Sementara Afghanistan
Mullah Baradar juga dipandang sebagai wajah moderat kelompok bersenjata, yang enam tahun kekuasaannya (1996-2001) ditandai dengan kekejaman terhadap etnis minoritas dan pembatasan hak-hak perempuan.
Mendeklarasikan kemenangan Taliban atas seluruh Afghanistan pada 15 Agustus, dia membuat catatan sederhana.
“Kami telah mencapai kemenangan yang tidak kita perkirakan sebelumnya. Kita harus menunjukkan kerendahan hati di hadapan Allah,” katanya dalam sebuah pernyataan video.
“Sekarang, kita harus menunjukkan bahwa kita bisa mengabdi pada bangsa kita dan menjamin keamanan dan kenyamanan hidup.”
Baradar adalah salah satu pemimpin utama pemberontakan bersenjata melawan AS dan pemerintah dukungan Barat di Kabul.
Dia juga dihormati di kalangan Taliban karena keterampilan negosiasinya, yang diperlihatkan dalam pembicaraan damai Doha.
Sumber : Kompas TV/Al Jazeera/NBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.