WASHINGTON, KOMPAS.TV - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memerintahkan agar dokumen serangan 11 Septmber atau 9/11 diungkap ke publik.
Perintah itu diberikan Biden kepada FBI agar seluruh ulasan dan rahasia pada investigasi serangan yang dilakukan Al-Qaeda tersebut dirilis.
Hal itu dilakukan sebagai respons atas tekanan Kongres AS dan keluarga korban yang saat ini mencoba menggugat Arab Saudi.
“Sebagai perayaan 20 tahun pendekatan terhadap 9/11, Rakyat Amerika berhak mendapat gambaran seutuhnya atas apa yang pemerintah mereka tahu mengenai serangan tersebut,” bunyi perintah eksekutif pada Jumat (3/9/2021) dikutip dari The Guardian.
Baca Juga: Mantan Kepala Kepolisian Afghanistan Siap Dukung Taliban Asalkan Syarat-Syarat Ini Dipenuhi
Dikatakan catatan lengkap dari dokumen itu akan diungkapkan secara bertahap pada enam bulan mendatang, kecuali jika ada alasan kuat untuk menyatakan sebaliknya.
Perintah itu juga mengatakan pelepasan informasi tanpa pandang bulu dapat membahayakan keamanan nasional dan kemampuan untuk mencegah serangan di masa depan.
Selain itu keseimbangan yang lebih baik harus dicapai antara transparansi dan akuntabilitas.
“Informasi itu tak boleh tetap dirahasiakan ketika kepentingan publik dalam pengungkapkan melebihi kerusakan pada keamanan nasional,” lanjut perintah tersebut.
Baca Juga: Akui Dikepung Taliban, Mantan Wakil Presiden Afghanistan Tegaskan tak akan Menyerah
Keluarga korban tragedi tersebut memang telah lama menuntut AS merilis temuan Operasi Encore, penyelidikan FBI terhadap keterlibatan Arab Saudi, khususnya kontak antara pejabat Saudi dengan dua pembajak 9/11.
Diiduga mereka telah berhubungan pada bulan-bulan sebelum serangan.
Arab Saudi sendiri membantah keterlibatan mereka terhadap pembajakan pesawat yang kemudian digunakan untuk menabrak Menara Kembar WTC dan Pentagon.
Pihak Saudi pun saat ini tengah melawan gugatan yang dilayangkan keluarga korban di pengadilan Federal New York.
Sumber : The Guardian
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.