TEHERAN, KOMPAS.TV - Pemimpin tertinggi Iran Ali Hosseini Khamenei menyebut Amerika Serikat (AS) sebagai 'rubah licik' yang menyebabkan kekacauan di Afghanistan sekarang ini.
Melansir Al Jazeera, Sabtu (28/8/2021), Khamenei mengaku sedih melihat serangan bom bunuh diri di luar bandara Kabul pada beberapa hari yang lalu hingga menewaskan puluhan warga Afghanistan.
"Masalah dan kesulitan ini adalah pekerjaan AS yang selama 20 tahun menduduki negara (Afghanistan) itu dan memberlakukan berbagai kekejaman pada rakyatnya," kata Khamenei.
Menurut Khamenei, selama masa pendudukan AS di Afghanistan, tidak ada kemajuan yang dapat dirasakan rakyat negara tersebut.
Baca Juga: Pasukan Khusus Inggris SAS Bertahan di Afghanistan, Memburu ISIS-K Demi Balas Kematian Tentara AS
"Jika Afghanistan hari ini tidak tertinggal dalam hal perkembangan sosial dan sipil dibanding 20 tahun lalu, maka berarti (pendudukan) itu tidak terjadi," ujar Khamenei.
Sementara itu, Presiden AS Joe Biden menyatakan, balasan atas serangan bom itu akan dilancarkan oleh militernya.
Betul saja, Jumat (27/8/2021), militer AS mengirimkan serangan balasan dari pesawat nirawak dengan target kelompok ISIS-K yang diduga menjadi dalang bom bunuh diri di bandara Kabul.
ISIS-K merupakan kelompok militan yang bertentangan dengan Taliban, dan hal tersebut menjadi salah satu alasan penyangkutannya dengan aksi bom bunuh diri, Kamis (26/8/2021) itu.
Baca Juga: Kelompok Anti-Taliban Ingin Terlibat dalam Pemerintahan Afghanistan
Lalu, Kapten Bill Urban dari Komando Pusat meyakinkan bahwa serangan balasan itu tepat sasaran dan tidak melukai warga sipil.
"Serangan udara tak berawak terjadi di Provinsi Nangarhar, Afghanistan. Indikasi awal adalah kami membunuh target," kata Bill Urban, seperti diberitakan oleh AFP.
Namun, pada Jumat sore, Juru Bicara Pentagon John Kirby mengatakan ada kemungkinan ISIS-K berencana menyerang lagi.
Dengan maksud mengganggu proses evakuasi di bandara Kabul mulai mendekati waktu tenggat yang diberikan, yaitu 31 Agustus 2021.
Prediksi Kirby pun menjadi kenyataan ketika Kabul kembali dikagetkan lewat serangan roket, Minggu (29/8/2021).
Serangan itu lantas menambah ketegangan di Kabul ketika evakuasi besar-besaran terhadap puluhan ribu warga Afghanistan mendekati jatuh tempo.
Sumber : Al Jazeera/AFP
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.