KABUL, KOMPAS.TV - Kedutaan Besar (Kedubes) Inggris di Afghanistan telah meninggalkan data pribadi sejumlah staf lokalnya saat melakukan evakuasi.
Hal itu diyakini akan membuat para staf Afghanistan menjadi sasaran empuk Taliban yang memburu warga lokal yang bekerja untuk negara-negara Barat.
Selain dokumen pribadi para staf, dokumen para pelamar kerja lokal pun tertinggal di sana.
Sebelumnya dokumen dari tujuh staf Afghanistan yang bekerja di Kedubes Inggris ditemukan saat Taliban melakukan patroli ke kedutaan itu, Selasa (24/8/2021).
Baca Juga: Sempat Buron, Kepala Polisi yang Menyiksa Tahanan hingga Tewas Tertangkap
Nomor telepon staf Afghanistan yang terdapat di dokumen itu pun terungkap.
Hal itu menimbulkan ketakutan staf lokal yang saat ini masih terjebak di Afghanistan.
“Kami sangat-sangat takut,” ujar salah satu staf kedutaan yang tengah berusaha mencapai Bandara Kabul dikutip dari Mirror.
“Kondisi itu menakutkan dan sangat buruk. Putri saya merasa ketakutan yang tak bisa saya gambarkan. Tapi kami tak punya pilihan selain melarikan diri. Tak ada waktu tersisa,” ujarnya.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Inggris mencoba membela staf-nya karena tak menghancurkan data-data tersebut sebelum evakuasi.
Mereka mengakui adanya kesalahan tersebut, namun menegaskan para staf sudah berusaha menghancurkan materi sensitif itu sebelum meninggalkan kedutaan.
Baca Juga: Taliban Ungkap 28 Anggotanya Tewas dalam Ledakan Bom Bunuh Diri di Bandara Kabul
“Kami telah bekerja tanpa lelah untuk mengamankan semua yang bekerja untuk kami, termasuk tiga keluarga di tempat yang aman,” bunyi pernyataan juru bicara Kementerian Luar Negeri Inggris dikutip dari Sky News.
“Penarikan Kedutaan kami dilakukan dengan cepat karena situasi di Kabul memburuk. Setiap upaya dilakukan untuk menghancurkan materi sensitif,” tambahnya.
Sebelumnya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mengeluarkan laporan Taliban memburu semua pihak yang bekerja dan berhubungan dengan Amerika Serikat, Inggris dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Bahkan mereka dilaporkan tak segan untuk menahan atau membunuh anggota keluarga dari orang-orang yang tengah diburu.
Sumber : Mirror/Sky News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.