KABUL, KOMPAS.TV - Seorang saksi mata ledakan bom bunuh diri di luar area Bandara Kabul menceritakan pemandangan mengerikan yang dilihatnya.
Ia mengungkapkan melihat ledakan dahsyat mengenai orang-orang, dan merasa seperti pemandangan di hari Kiamat.
Ledakan bom bunuh diri terjadi di dua tempat dekat Bandara Kabul, Kamis (26/8/2021).
Dilaporkan 13 tentara Amerika Serikat (AS) tewas atas serangan tersebut.
Baca Juga: Indonesia Mengutuk Keras Bom Bunuh Diri di Kabul, Afghanistan Yang Diklaim ISIS
Jumlah korban tewas pun dikabarkan sudah mencapai 103 orang.
ISIS mengaku sebagai pihak yang bertanggung jawab atas ledakan bom bunuh diri tersebut.
Saksi mata adalah seorang pria Afghanistan, mantan pekerja di grup pembangunan internasional dengan visa imigran spesial dari Amerika Serikat (AS).
Ketika itu ia bergabung dengan ratusan orang di sekitar bandara yang ingin memasuki gerbang dan melakoni penerbangan keluar dari Afghanistan.
Pria tersebut saat itu berada di dekat Gerbang Abbey, dan sekitar pukul lima ia mendengar ledakan yang sangat kuat.
“Itu seperti seseorang menarik tanah dari bawah kaki saya. Untuk sesaat saya merasa gendang telinga saya meledak, dan kehilangan kiemampuan mendengar,” tutur pria itu dikutip dari India Today.
Saat itu, ia pun melihat pemandangan mengerikan yang sulit untuk dilupakannya.
“Saya melihat tubuh dan bagiannya beterbangan seperti angin topan yang menerbangkan plastik ke udara,” katanya.
“Saya melihat jasad, bagian tubuh, orang tua dan pria yang terluka, perempuan dan anak-anak di area ledakan,” ujarnya.
Baca Juga: Taliban Ungkap 28 Anggotanya Tewas dalam Ledakan Bom Bunuh Diri di Bandara Kabul
“Melihat kiamat memang tak mustahil, tetapi kini saya melihatnya. Saya melihatnya dengan kedua mata ini,” kata pria tersebut.
Pria tersebut meminta agar jati dirinya tak diungkapkan, karena Taliban saat ini masih mencari pihak-pihak yang berhubungan dengan barat atau pemerintahan Afghanistan sebelumnya.
Setelah Taliban kembali menguasai Afghanistan, warga negara itu berbondong-bondong pergi ke Bandara Kabul untuk melarikan diri.
Mereka pun meminta agar AS dan negara barat lainnya mau mengevakuasi mereka dari Afghanistan.
Sumber : India Today
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.