TOKYO, KOMPAS.TV - Jepang akan menghentikan penggunaan 1,63 juta dosis vaksin Covid-19 buatan Moderna setelah laporan kontaminasi di beberapa botol vial vaksin, kata pembuat obat Takeda dan kementerian kesehatan Jepang, Kamis, (26/08/2021)
Takeda, yang bertanggung jawab atas penjualan dan distribusi suntikan Moderna di Jepang, mengatakan mereka "menerima laporan dari beberapa pusat vaksinasi bahwa zat asing telah ditemukan di dalam botol yang belum dibuka."
"Setelah berkonsultasi dengan kementerian kesehatan, kami memutuskan untuk menangguhkan penggunaan vaksin" yang berasal dari tiga batch mulai hari Kamis," ujarnya.
Takeda mengatakan sudah melapor kepada Moderna dan "meminta penyelidikan segera." sementara Moderna belum menanggapi permintaan komentar dari media.
Takeda tidak merinci sifat kontaminasi, tetapi mengatakan sejauh ini belum menerima laporan tentang masalah kesehatan yang timbul dari dosis yang terpengaruh.
Kontaminan terlihat di dalam salah satu botol vial vaksin dari tiga batch, tetapi pejabat memutuskan untuk menangguhkan penggunaan botol dari dua batch lainnya sebagai tindakan pencegahan, kata juru bicara pemerintah Jepang Katsunobu Kato.
"Kami belum menerima laporan masalah kesehatan yang berasal dari benda asing tersebut," katanya kepada wartawan.
"Tapi kami meminta orang untuk berkonsultasi dengan dokter mereka jika mereka mengalami kelainan."
Media Jepang mengatakan ketiga batch itu semuanya diproduksi di Spanyol pada waktu yang sama.
Baca Juga: 84 Pasien Covid-19 di Jepang Meninggal Saat Isolasi Mandiri di Rumah dalam Enam Bulan
Kontaminan terlihat di 39 botol yang belum dibuka di delapan lokasi vaksinasi di Jepang tengah, termasuk Tokyo, menurut penyiar nasional NHK.
Kementerian pertahanan mengatakan dosis dari batch yang ditangguhkan telah diberikan antara 6 hingga 20 Agustus di pusat vaksinasi massal di kota barat Osaka.
Tenaga kesehatan secara visual memeriksa vial untuk memeriksa kemungkinan adanya kontaminan sebelum menyuntikkan formula, kata kementerian pertahanan, seraya menambahkan pusat vaksinasi Tokyo tidak terpengaruh.
Kato mengatakan belum ada "laporan konkret" bahwa dosis yang dipastikan mengandung kontaminan telah disuntikkan kepada masyarakat.
Kementerian kesehatan mengatakan akan bekerja dengan Takeda untuk mengamankan dosis alternatif agar terhindar dari gangguan pada pelaksanaan program vaksinasi negara itu.
Takeda Pharmaceutical menolak untuk memberi rincian, saat ini sedang berlangsung penyelidikan oleh Moderna. Namun juru bicara Takeda mengatakan mereka tetap mendorong masyarakat untuk terus menjalani vaksinasi Covid-19.
Sekitar 43 persen populasi Jepang telah menjalani vaksinasi penuh terhadap Covid-19, saat negara itu berupaya menghadang lonjakan kasus infeksi Covid-19 akibat varian Delta yang jauh lebih mudah menular.
Sekitar 15.500 warga di Jepang meninggal karena Covid-19 selama pandemi, dan sebagian besar wilayah Jepang saat ini menjalani berbagai pembatasan untuk masyarakat demi mencegah penyebaran yang lebih parah dari Covid-19.
Sumber : Kompas TV/France24/AFP
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.