KABUL, KOMPAS.TV - Penerjemah untuk Amerika Serikat (AS) dan NATO mengalami ketakutan besar setelah Taliban kembali menguasai Afghanistan.
Salah satunya adalah Usman, seorang penerjemah untuk tentara Inggris, yang berlindung dengan istri dan beberapa tetangganya saat Taliban datang.
Usman merasa yakin dirinya akan dibunuh, setelah ia mendapat surat penolakan setelah sebelumnya pada Desember lalu dikabarkan akan direlokasi ke Inggris.
“Mereka mencari dari rumah ke rumah. Tetangga mengatakan mereka melakukan pencarian atas senjata, dokumen dan kendaraan pemerintah. Mereka mencari siapa yang bekerja untuk NATO dan pemerintah,” katanya kepada BBC.
Baca Juga: Taliban Ingkar Janji, Kini Larang Presenter dan Jurnalis Perempuan Afghanistan Bekerja
Usman mengatakan, ia baru bangun di pagi hari ketika Taliban mendekat ke tempatnya tinggal
“Saya langsung menggunakan baju dan melompati tembok untuk kabur. Saya tahu saya akan dibunuh. Tak ada cara lain,” tambahnya.
Usman mengatakan, ia menerima penolakan untuk relokasi ke Inggris pada Jumat (20/8/2021).
“Kami tak merasa aman, Saya begitu putus asa,” tambahnya.
Baca Juga: Pilu, Ibu-Ibu Afghanistan yang Putus Asa Lemparkan Bayi Mereka pada Tentara Asing di Bandara Kabul
Taliban dikabarkan terus memburu penerjemah, jurnalis, dan semua warga Afghanistan yang bekerja untuk AS maupun negara asing lainnya.
Milisi bersenjata itu bahkan tak segan-segan membunuh sipa pun yang berhubungan dengan orang-orang itu.
Hal tersebut dirasakan salah seorang jurnalis Deustche Walle (DW), yang salah seorang anggota keluarganya terbunuh oleh Taliban.
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.