PANJSHIR, KOMPAS.TV - Pemimpin Anti-Taliban, Ahmad Massoud menyerukan pasukannya untuk angkat senjata dan mengaku telah siap dengan kembalinya Taliban.
Massoud juga menegaskan akan mengikuti jejak ayahnya, Ahmad Shah Massoud, yang merupakan pemimpin anti-Taliban dan telah dibunuh Al-Qaeda nyaris 20 tahun lalu.
Massoud yang merupakan pemimpin dari Front Perlawanan Nasional Afghanistan kini mendiami di Desa Panjshir, salah satu dari sedikit wilayah Afghanistan yang tak berada di bawah kontrol Taliban.
“Saya menulis dari Desa Panjshir, siap untuk mengikuti langkah kaki ayah saya, dengan para pejuang mujahid yang bersiap sekali lagi menghadapi Taliban,” tutur Massoud pada surat yang dipublikasikan Washington Post, Rabu (18/8/2021) dikutip dari Yahoo News.
Baca Juga: Telah Terkonfirmasi, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani Ada di Uni Emirat Arab
“Kami punya simpanan amunisi dan senjata yang terus dikumpulkan sejak era ayah saya, karena kami tahu hari ini akan datang,” tambahnya.
Panjshir, yang terletak di timur laut Kabul, merupakan tempat Wakil Presiden Afghanistan, Amrullah Saleh melarikan diri setelah Ibu Kota Afghanistan diduduki Taliban, Minggu (15/8/2021).
Massoud mengungkapkan ayahnya telah mengumpulkan pejuang perlawanan di wilayah yang sama, ketika Taliban menguasai Afghanistan pada 1996-2001.
Pada kesempatan itu, Massoud juga meminta bantuan barat untuk persenjataan dan amunisi untuk menghadapi Taliban.
Ia mengakui senjata yang dimiliknya saat ini tak cukup untuk menghadapi Taliban.
Baca Juga: Tragedi Peralatan Tempur Baru Taliban yang Canggih dan Gratis Tapi Bikin Malu Amerika Serikat
“Taliban bukan hanya masalah bagi warga Afghanistan sendiri. Di bawah kontrol Taliban, tak diragukan negara ini akan menjadi basis dari terorisme Islam radikal,” katanya.
“Plot untuk melawan demokrasi akan dimulai lagi dari sini,” tambahnya.
Taliban semakin berani bergerak untuk merebut kota-kota penting di Afghanistan, setelah Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, memanggil pulang tentaranya setelah 20 tahun berada di sana.
Keputusan tersebut akhirnya diikuti dengan sekutu AS lainnya, yang juga menarik pulang pasukannya.
Sumber : Yahoo News/Washington Post
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.