Tleil terletak sekitar 4 kilometer dari perbatasan Suriah. Namun, masih belum jelas apakah BBM dalam truk tangki itu tengah disiapkan untuk diselundupkan ke Suriah. Di negara itu, harga BBM jauh lebih tinggi ketimbang di Lebanon.
Pekan ini, krisis bahan bakar di Lebanon memburuk dengan dramatis setelah bank sentral memutuskan untuk mengakhiri subsidi bagi produk bahan bakar.
Keputusan ini tampaknya akan menyebabkan kenaikan harga hampir seluruh komoditas di Lebanon, yang sudah berada dalam pergolakan kemiskinan dan inflasi yang tidak terkendali.
Pada Sabtu (14/8/2021), tentara Lebanon dikerahkan ke pom-pom bensin, memaksa para pemilik untuk menjual BBM pada para pelanggan.
Lantaran, sejumlah pemilik SPBU telah menolak menjual BBM demi menunggu waktu yang tepat untuk mendapatkan keuntungan saat harga naik dengan berakhirnya subsidi.
Baca Juga: Saat Petinggi Hizbullah Gelar Pernikahan Mewah Putrinya Sulut Kemarahan Warga Lebanon
Tentara Lebanon juga menindak tegas para penyelundup aktif di sepanjang perbatasan Suriah, dan menyita ribuan liter bensin selama beberapa hari terakhir.
Selama beberapa bulan belakangan, konsumsi solar Lebanon meningkat tajam.
Ini disebabkan pemadaman listrik yang berlangsung nyaris sepanjang hari, hingga warga pun bergantung pada generator pribadi berbahan bakar solar.
Selama beberapa dekade, negara kecil Mediterania itu menderita pemadaman listrik.
Sebagian disebabkan oleh merajalelanya tindak korupsi dan tata kelola pemerintahan yang salah.
Ledakan pada Minggu (15/8/2021) merupakan insiden paling mematikan sejak tahun lalu di negara yang dihuni oleh 6 juta jiwa itu, termasuk sekitar 1 juta pengungsi Suriah.
Pada 4 Agustus 2020 lalu, terjadi ledakan besar pelabuhan Beirut, dan menewaskan sedikitnya 214 orang dan melukai ribuan orang.
Beberapa bagian ibu kota juga mengalami kerusakan pasca ledakan itu.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.