MOSKOW, KOMPAS.TV - Pemerintah Rusia mengatakan pada Senin (09/08/2021), kebakaran hutan yang melanda Siberia semakin memburuk, sementara citra satelit NASA menunjukkan asap dari hutan yang terbakar sudah mencapai Kutub Utara, seperti dilansir Straits Times, Senin (09/08/2021).
Kebakaran hutan yang parah menyapu Siberia dalam beberapa tahun terakhir makin sering terjadi. Pejabat cuaca dan pemerhati lingkungan Rusia mengaitkan kebakaran ini dengan perubahan iklim dan layanan kehutanan yang kekurangan dana.
Pakar iklim PBB hari Senin menerbitkan sebuah laporan yang menunjukkan dengan tegas, pemanasan global berlangsung lebih cepat daripada yang dikhawatirkan dan umat manusia hampir seluruhnya harus disalahkan.
Salah satu daerah yang paling parah terkena dampak kebakaran hutan di Siberia tahun ini adalah daerah Yakutia, wilayah terbesar dan terdingin di Rusia yang berada di atas lapisan es, namun tahun ini mengalami suhu dan kekeringan dengan rekor tertinggi.
Lembaga pemantau cuaca Rusia Rosgidromet mengatakan pada hari Senin situasi di wilayah Sakha terus memburuk.
Menurut Rosgidromet, hampir 3,4 juta hektare saat ini terbakar di wilayah tersebut, termasuk daerah yang sulit diakses dan terpencil.
Hari Sabtu lalu, NASA mengatakan gambar satelit menunjukkan asap kebakaran menyebar ke lebih 3.000 km dari Yakutia dan sudah mencapai Kutub Utara, dan menyebutnya sebagai yang pertama dalam sejarah.
NASA menambahkan hari Jumat lalu, sebagian besar Rusia diselimuti asap kebakaran hutan.
Baca Juga: Kebakaran Hutan Brazil Meluas, Picu Kekhawatiran Global
Baca Juga: Kebakaran Hutan di Pulau Terbesar Kedua Yunani Seperti Film Horor
Para pemerhati lingkungan menyalahkan pihak berwenang karena membiarkan area yang luas terbakar setiap tahun, di mana undang-undang mereka memungkinkan untuk tidak campur tangan jika biaya untuk memadamkan kebakaran lebih besar daripada kerusakan yang ditimbulkan, atau jika kebakaran hutan tersebut tidak memengaruhi wilayah yang berpenghuni.
Menurut badan kehutanan Rusia, kebakaran tahun ini telah merusak lebih dari 14 juta hektare, dan menjadikannya musim kebakaran terburuk kedua sejak pergantian abad.
Kepala Program Hutan Greenpeace Rusia, Alexei Yaroshenko, menghubungkan area kebakaran hutan Rusia yang semakin meningkat dengan dampak perubahan iklim serta penurunan berkelanjutan pengelolaan hutan negara.
Sumber : Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.