LONDON, KOMPAS.TV - Amerika Serikat mengerahkan pesawat tempur dan pesawat pengebom berat di Afghanistan dalam perang melawan Taliban ketika kelompok teror itu terus membuat keuntungan teritorial di negara yang dilanda perang itu.
Washington mengirim pesawat pengebom B-52 ke wilayah udara Afghanistan pertama kalinya dalam lebih dari setahun, sekaligus pesawat penggempur AC-130 Spectre dan drone berpeluru kendali.
Dijuluki "stratofortress," atau benteng di langit stratosfer, pesawat pembom berat B-52 digunakan Angkatan Udara AS sejak 1950-an dan terus dimoderninsasi agar mampu melakukan penghancuran besar-besaran.
Taliban pada hari Jumat (06/08/2021), mengklaim berhasil merebut kota Zaranj di provinsi barat daya Nimrozibu, ibu kota provinsi pertama yang jatuh sejak penarikan pasukan Amerika Serikat.
Angkatan udara Afghanistan praktis lumpuh sejak penarikan pasukan Amerika Serikat dan sekutu, karena kontraktor dan tentara yang mengawaki pulang ke negeri masing-masing. Karena kekurangan amunisi, logistik dan pilot, yang dilaporkan "habis" oleh misi reguler.
Lebih dari sepertiga armada pemerintah Afghanistan yang terdiri dari 162 pesawat dan helikopter tidak dapat dioperasikan sejak kontraktor Amerika Serikat meninggalkan negara itu.
Baca Juga: Taliban Akhirnya Rebut Kota Besar di Afghanistan, Bala Bantuan Pemerintah Dianggap Kurang
Sumber pertahanan Amerika Serikat mengatakan kepada The Times pesawat B-52 terbang ke Afghanistan dari pangkalan udara Al-Udeid di Qatar, dan mereka menyerang posisi Taliban di sekitar Kandahar, Herat dan Lashkar Gah, tiga kota yang berisiko direbut oleh Taliban.
Sumber tersebut mengatakan Amerika Serikat juga mengirim drone berpeluru kendali serta pesawat penggempur Hercules AC-130 Spectre yang terbang menggempur berbagai posisi Taliban setidaknya lima misi setiap hari.
Baca Juga: Taliban Buktikan Ancamannya, Juru Bicara Presiden Afghanistan Dihabisi
Pesawat itu dilengkapi berbagai senjata berat yang bisa menghujani sasaran dengan semburan peluru kaliber besar.
Kapal induk USS Ronald Reagan di Laut Arab meluncurkan jet tempur untuk mendukung berbagai misi pengeboman tersebut.
Sumber-sumber pertahanan mengatakan Washington memiliki niat untuk melanjutkan serangan udara setelah 31 Agustus, ketika pasukan koalisi yang tersisa diperkirakan akan meninggalkan Afghanistan.
Sumber : Arab News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.