Kompas TV internasional kompas dunia

Transaksi Kirim Minyak Ilegal ke Korea Utara Terekam Satelit, AS Sita Kapal Tanker Singapura

Kompas.tv - 31 Juli 2021, 20:57 WIB
transaksi-kirim-minyak-ilegal-ke-korea-utara-terekam-satelit-as-sita-kapal-tanker-singapura
Ilustrasi Kapal Tanker (Sumber: AP Photo)
Penulis : Vyara Lestari | Editor : Hariyanto Kurniawan

NEW YORK, KOMPAS.TV – Pemerintah Amerika Serikat (AS) menyita sebuah kapal tanker yang diduga digunakan dalam skema penyelundupan minyak ilegal ke Korea Utara.

Hakim federal di New York City mengeluarkan keputusan perampasan pada Jumat (30/7/2021) yang mengizinkan AS mengambil kepemilikan kapal berbobot 2.734 ton itu. Kapal bernama Courageous itu kini berada di Kamboja.

“Courageous kini tak berfungsi secara permanen,” ujar Jaksa Manhatan AS Audrey Strauss dalam sebuah pernyataan seperti dilansir oleh Associated Press pada Sabtu (31/7/2021).

Baca Juga: Kapal Tanker Israel Diserang hingga Dua Kru Terbunuh, Iran Dituduh Pelakunya

Menurut jaksa, kapal itu mengirimkan produk minyak bumi ke Korea Utara melalui transfer antar kapal dan pengiriman langsung ke pelabuhan Nampo di Korea Utara.

Sebuah transaksi yang tertangkap citra satelit memperlihatkan kapal tanker Courageous mentransfer minyak senilai lebih dari USD1,5 juta (atau setara Rp21 miliar) ke sebuah kapal berbendera Korea Utara.

Menurut jaksa, pengiriman dan transaksi terkait yang dilakukan dengan mata uang AS melalui bank AS itu melanggar sanksi AS dan PBB terhadap Korea Utara.

Pihak berwenang Kamboja, yang bertindak berdasarkan surat perintah AS, menyita kapal tanker Courageous pada Maret 2020, dan sejak itu menahannya di sana.

Tersangka pemilik dan operator kapal, Kwek Kee Seng, seorang warga Singapura, masih buron.

Baca Juga: 4 Bulan Ditahan karena Diduga Jual Beli BBM Ilegal, Kapal Tanker Iran dan China Dibebaskan Bakamla

Jaksa AS telah mendakwa Kwek atas tuduhan konspirasi untuk menghindari sanksi ekonomi dan konspirasi pencucian uang. Pengadilan tak menemukan seorang pengacara yang mewakili Kwek.

Jaksa menyatakan, Kwek dan para konspirator lainnya terlibat dalam skema ekstensif untuk menghindari sanksi dengan menggunakan kapal, termasuk kapal tanker Courageous, untuk mengirimkan pasokan bahan bakar penting ke Korea Utara secara diam-diam. Padahal, kapal-kapal lainnya dilarang melakukan hal semacam itu.

Para tersangka diduga mencoba menyembunyikan skema mereka dengan menggunakan perusahaan minyak, berbohong pada otoritas pelayaran internasional dan secara salah mengidentifikasi Courageous sebagai kapal yang berbeda.




Sumber : Associated Press




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x