Kompas TV internasional kompas dunia

Malaysia Tak Akan Perpanjang Status Keadaan Darurat Setelah Berakhir Pada 1 Agustus

Kompas.tv - 27 Juli 2021, 17:40 WIB
malaysia-tak-akan-perpanjang-status-keadaan-darurat-setelah-berakhir-pada-1-agustus
Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin mempertahankan kebijakan pemerintahannya dalam menangani pandemi dalam sesi di depan anggota parlemen Malaysia di Kuala Lumpur, Malaysia, Senin (26/7/2021). (Sumber: CNA)
Penulis : Vyara Lestari | Editor : Purwanto

KUALA LUMPUR, KOMPAS.TV – Pemerintah Malaysia tak akan memperpanjang Status Keadaan Darurat yang kontroversial setelah berakhir pada 1 Agustus mendatang. Parlemen Malaysia telah bertemu untuk pertama kali sejak Januari, seiring perjuangan negara itu memerangi krisis Covid-19 yang memburuk.

Melansir CNA, Perdana Menteri Muhyiddin Yassin mempertahankan kebijakan pemerintahannya, sementara para anggota parlemen saling berbeda pendapat menyoal penanganan pandemi. Pemerintah Malaysia dituding melakukan terlalu sedikit dan terlambat terkait penanganan pandemi.

Pada Januari lalu, raja mengumumkan Status Keadaan Darurat yang pertama untuk memerangi Covid-19, menuruti nasihat sang perdana menteri. Penetapan itu membuat pemerintah memerintah menggunakan dekrit dan menangguhkan parlemen. Ini mendorong para kritikus untuk menuduh Muhyiddin menggunakan krisis untuk menghindari mosi tidak percaya dan menopang koalisinya yang lemah.

Baca Juga: Sejumlah Dokter Kontrak di Malaysia Gelar Unjuk Rasa, Tuntut Kesetaraan

Menghadapi kemarahan publik yang meningkat dan tekanan dari raja, Muhyiddin setuju untuk mengumpulkan kembali legislatif untuk duduk selama 5 hari sebelum keadaan darurat secara resmi berakhir bulan depan.

Namun, pihak oposisi mengecam sesi singkat parlemen itu sebagai kepura-puraan yang tidak akan benar-benar menguji dukungan terhadap perdana menteri.

Pada Senin (26/7/2021), Menteri Hukum Takiyuddin Hassan mengumumkan, pemerintah tak akan meminta Raja, Sultan Abdullah Ahmad Shah, untuk memperpanjang Status Keadaan Darurat.

Dalam pidatonya di depan anggota parlemen, Muhyiddin menyatakan memahami “kecemasan publik di tengah lonjakan kasus Covid-19”. Ia membela penanganan pandemi yang dilakukan pemerintahannya.

"Pemerintah tak akan duduk diam dan melihat masyarakat menderita. Kami bertindak untuk menyelamatkan nyawa,” kata Muhyiddin.

Namun, anggota parlemen dari pihak oposisi menyatakan kemarahan karena tidak dapat berdebat atau memberikan suara apapun selama sesi. Padahal, menurut mereka, raja telah meminta masalah penting untuk diteliti.




Sumber : CNA/CNBC/The Straits Times




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x