Sementara itu, Kepala Kepolisian Kolombia, Jenderal Jorge Luis Vargas mengatakan, perusahaan keamanan CTU yang berbasis di Florida, AS, menggunakan kartu kredit perusahaan untuk membeli 19 tiket pesawat dari Bogota ke Santo Domingo bagi para tersangka warga Kolombia.
Sebagian besar tiba di Republik Dominika pada Juni, kata Vargas, dan bergerak ke Haiti dalam hitungan minggu.
Baca Juga: Haiti Minta Perlindungan Internasional, Ini Fakta Sejarah Mengerikan Haiti yang Terulang Lagi
Menurut Vargas, kepala keamanan umum di Istana Nasional Haiti, Dimitri Herard, terbang ke Kolombia, Ekuador dan Panama beberapa bulan sebelum pembunuhan.
Polisi Kolombia tengah menyelidiki apakah ia berperan dalam merekrut para tentara bayaran itu. Di Haiti, jaksa juga berencana menginterogasi Herard terkait kasus pembunuhan Moise.
Sanon, kata Charles, berhubungan dengan CTU, dan perusahaan keamanan itu merekrut para tersangka pembunuhan.
Menurut Charles, Sanon terbang ke Haiti pada Juni menggunakan sebuah pesawat jet pribadi ditemani beberapa tersangka.
Misi awal para tersangka adalah untuk melindungi Sanon. Namun, mereka kemudian menerima perintah baru untuk menangkap Presiden Haiti.
Sanon sempat mempertanyakan mengapa tim keamanan yang mendampinginya ke Haiti seluruhnya orang Kolombia.
Menurut sumber teman Sanon, Sanon lalu diberi jawaban bahwa orang Haiti tak bisa dipercaya dan sistem negara itu korup.
Beberapa hari sebelum pembunuhan, Sanon sempat menelepon sang teman dari Haiti dan mengungkap bahwa seluruh tim keamanan Kolombia-nya telah menghilang.
“Saya sendirian. Siapa orang-orang ini? Saya tak tahu apa yang mereka kerjakan,” ujar sang sumber mengutip pernyataan Sanon.
“Sanon benar-benar seorang yang mudah tertipu,” ujar sang teman. “Ia yakin Tuhan akan menyelamatkan segalanya.”
Baca Juga: Salah Satu Tersangka Pembunuh Presiden Haiti Pernah Kerja Bareng Aktor Hollywood Sean Penn
Sanon sempat tinggal di Broward County di Florida dan di Hillsborough County di Pantai Teluk, Amerika Serikat (AS). Ia juga tercatat pernah tinggal di Kansas, Missouri.
Ia mengajukan kebangkrutan pada tahun 2013 dan menyebut dirinya seorang dokter dalam unggahan video di YouTube bertitel “Kepemimpinan untuk Haiti”.
Saat bangkrut, Sanon dan istrinya melaporkan pendapatan sebesar USD5.000 per bulan, dan sebuah rumah di Brandon, Florida senilai sekitar USD143.000 (atau setara Rp2 miliar), dengan hipotek lebih dari USD367.000 (atau setara Rp5,3 miliar).
Seorang wali kebangkrutan kemudian memutuskan mereka telah menyembunyikan kepemilikan atas lahan seluas 35 hektar di Haiti dari kreditur.
Catatan Florida menunjukkan bahwa Sanon memulai sekitar 12 bisnis selama 20 tahun belakangan, dan semuanya gagal.
Bisnis-bisnis tersebut berkaitan dengan pencitraan medis, terapi fisik, perdagangan bahan bakar fosil, real estat dan veganisme.
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.