VIENTIANE, KOMPAS.TV -- Pemerintah Laos memperpanjang larangan impor hewan ternak beserta produk daging sapi lainnya akibat wabah Lumpy Skin Disease yang terus merebak di beberapa wilayah di negara tersebut.
Seperti dilaporkan harian lokal Vientiane Times pada Selasa (13/07/2021), sejumlah langkah telah diumumkan untuk memantau dan mengendalikan penyebaran penyakit itu, serta mengatasi kekurangan pasokan daging sapi dan kerbau agar cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Departemen Peternakan dan Perikanan yang dinaungi Kementerian Pertanian dan Kehutanan Laos mengeluarkan pedoman untuk mengendalikan pengangkutan hewan ternak hingga wabah penyakit itu mereda.
Larangan pengangkutan hewan ternak antarprovinsi telah diterapkan untuk memastikan penyakit itu tidak menyebar ke seluruh wilayah Laos, dengan pos-pos pemeriksaan akan didirikan di jalanan.
Departemen itu menginstruksikan sektor-sektor terkait dan otoritas setempat untuk menginformasikan kepada masyarakat, petani, dan bisnis peternakan tentang cara mencegah penyebaran penyakit itu, termasuk meningkatkan kebersihan dan memastikan lingkungan yang bersih bagi hewan ternak.
Departemen tersebut juga menekankan perlunya koordinasi yang erat antara otoritas pusat dan lokal untuk mencegah keterlambatan dalam merespons wabah penyakit itu.
Baca Juga: Laos Wajibkan Pendatang Gunakan Gelang Pemantau Suhu Tubuh dan Lokasi Penggunanya
Lumpy Skin Disease adalah infeksi virus yang menyerang hewan ternak namun tidak dapat menulari manusia.
Penyakit tersebut ditularkan melalui kontak langsung, seperti mengonsumsi makanan yang terkontaminasi, berhubungan dekat dengan kawanan ternak, dan melalui kontak dengan hewan yang tertular.
Virus itu juga dapat ditularkan secara tidak langsung melalui serangga pengisap darah dan nyamuk.
Gejala Lumpy Skin Disease berupa benjolan kecil atau besar pada kulit, batang tubuh, leher belakang, hidung, mulut, alat kelamin dan ambing disertai demam hingga 41 derajat Celcius.
Benjolan tersebut dapat menjadi keropeng dan berubah menjadi bisul dan juga dapat menyebabkan hewan jantan menjadi impoten dan hewan yang bunting mengalami keguguran.
Bulan Mei lalu seperti dilansir Phnom Penh Post, penyakit itu menyebar di 17 provinsi di Thailand, empat di antaranya berbatasan dengan Kamboja.
Lumpy Skin Disease adalah penyakit menular pada sapi yang disebabkan oleh virus capripox. Pada tahun 2012 menyebar dari Afrika dan Timur Tengah ke Eropa Tenggara.
Pada 2019, Lumpy Skin Disease menyebar ke Asia Tengah, Asia Selatan, Vietnam, dan China. Penyakit itu telah sangat memberi dampak pada produsen ternak di negara lain dan menimbulkan risiko bagi ekonomi nasional Kamboja, demikian menurut laporan kementerian setempat.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.