ISTANBUL, KOMPAS.TV - Uji klinis vaksin Sinovac di Turki memperlihatkan tingkat efikasi atau kemampuan mengurangi kemungkinan tertular Covid-19 hingga 83,5 persen pada masyarakat berumur 18-59 tahun.
Melansir Kompas.com, Laporan uji klinis vaksin Sinovac atau CoronaVac itu telah terbit di jurnal ilmiah Lancet pada 8 Juli 2021.
Sebelumnya, para peneliti uji klinis tahap 1 dan 2 menyimpulkan, orang berumur 18 tahun ke atas telah terbukti dapat menerima vaksin Sinovac dengan baik.
Baca Juga: Erick Thohir Jawab Tuduhan Vaksin Gotong Royong Dikomersil
Vaksin buatan perusahaan China bernama Sinovac Biotech ini juga dapat memancing terbentuknya daya tahan tubuh melawan infeksi virus Corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.
Kini, uji klinis tahap ketiga di Turki juga menunjukkan hasil baik serupa.
"Kami menyajikan tingkat efikasi dan keamanan sementara dari uji klinis fase 3 CoronaVac di Turki," tulis tim peneliti dalam jurnal di Lancet.
Penelitian efikasi vaksin Sinovac di Turki berjalan dengan melibat para relawan berusia 18-59 tahun berjumlah 11.303 orang.
Tim peneliti mengajak para relawan terlibat dalam uji klinis ini setelah melakukan skrining antara 14 September 2020 dan pada 5 Januari 2021, sebanyak 10.218 relawan dialokasikan secara acak.
Seluruh relawan itu tak memiliki riwayat tertular Covid-19 yang terbukti dari hasil negatif tes antibodi dan PCR.
Baca Juga: Menkes Sebut Penyuntikan Vaksin Ketiga untuk Tenaga Kesehatan Dimulai Minggu Ini
Di antara para relawan penelitian, ada individu yang mengonsumsi obat-obatan untuk imunoglobulin selama 3 bulan terakhir, yang memiliki riwayat terapi imunosupresif selama 6 bulan terakhir, asplenia, dan gangguan pendarahan.
Para relawan ini mendapatkan dua dosis vaksin Covid-19 atau dua cairan plasebo yang penyuntikannya berjarak 14 hari.
Tim peneliti menyimpulkan tingkat efikasi vaksin Sinovac mencapai 83,5 persen mencegah Covid-19 dengan dibuktikan dengan tes PCR pada hari ke-14 setelah penyuntikan dosis kedua.
Seperti diketahui, vaksin Sinovac berasal dari virus Covid-19 yang telah dimatikan (inactivated virus). Hasil uji klinis di Turki ini menujukkan, vaksin ini memiliki kemampuan yang cukup tinggi mencegah gejala Covid-19.
Dua minggu setelah suntikan dosis kedua, seluruh penerima vaksin Sinovac 100 tidak mengalami penyakit parah yang menyebabkan penderita Covid-19 mesti menjalani rawat inap di rumah sakit.
Baca Juga: Indonesia Kembali Terima 1,4 Juta Vaksin Sinopharm untuk Vaksinasi Gotong Royong
Vaksin Sinovac atau CoronaVac juga memancing terbentuknya antibodi penetral SARS-CoV-2 secara efekti, termasuk sepuluh strain mutaasi virus itu.
Meski begitu, analisis tersebut akan memerlukan uji coba lebih lanjut.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.