BEIRUT, KOMPAS.TV – Setelah dua bulan terbilang menurun secara stabil, kasus penularan virus corona kembali meningkat di 22 negara di kawasan Mediterania timur.
Peningkatan ini dipicu oleh meningkatnya perjalanan internasioal, rendahnya perlindungan dan terbatasnya vaksinasi. Hal itu diungkapkan Badan Organisasi Dunia WHO pada Rabu (7/7/2021).
Kawasan itu –termasuk Teluk di Laut Mediterania, Afrika Utara dan negara-negara Asia– telah mengalami lebih dari 11 juta kasus penularan dan lebih dari 220.000 kematian sejak tahun lalu.
Iran adalah negara yang paling parah terdampak pandemi, disusul kemudian oleh Irak.
Baca Juga: WHO: Varian Delta Telah Menyebar ke Hampir 100 Negara, Dunia dalam Periode Berbahaya Pandemi
Ahmed Al-Mandhari, Direktur Regional WHO, memperingatkan bahwa lonjakan Covid-19 lain tampaknya akan terjadi selama bulan-bulan musim panas.
Sebab, negara-negara berjuang untuk menjaga perbatasan mereka tetap terbuka dan ekonomi mereka tetap aktif.
Meskipun ada upaya untuk meredam virus, katanya, rata-rata kasus baru mingguan dilaporkan lebih tinggi ketimbang di waktu yang sama pada tahun lalu.
Menurut Al-Mandhari, hak ini disebabkan karena berbagai faktor, termasuk terdeteksinya varian Delta di 13 dari 22 negara, dan terbatasnya distribusi vaksin.
Baca Juga: WHO Sebutkan Kerumunan di Euro 2020 Picu Lonjakan Infeksi Covid-19
“Itu memicu lonjakan yang terjadi sekarang, baik jumlah kasus maupun kematian,” kata Al-Mandhari seperti dilansir dari Associated Press.
Karena itu, ia mendesak negara-negara terkait untuk meningkatkan kapasitas pengurutan dan berbagi data mereka, agar tercapai pemahaman yang lebih baik tentang virus corona.
Menurut Al-Mandhari, lebih dari 500 juta dosis vaksin masih dibutuhkan untuk memvaksin sedikitnya 40 persen populasi negara-negara di Kawasan Mediterania Timur hingga akhir tahun 2021.
Baca Juga: Waspada! Varian Lambda Sudah Menyebar ke 29 Negara, WHO Masih Memantau Perkembangannya
“Kita masih jauh, jauh dari mencapai tujuan ini,” ujarnya.
Pemahaman informasi yang salah tentang efikasi vaksin dan virus, kata dia, telah menyebabkan keengganan warga untuk divaksin di kawasan itu.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.