MANILA, KOMPAS.TV — Sebuah pesawat Hercules C-130 milik angkatan udara Filipina jatuh di provinsi selatan pada Minggu (04/07/2021). Insiden terjadi setelah pesawat gagal lepas landas saat membawa pasukan.
Melansir Associated Press, Minggu, Kepala Militer setempat mengatakan bahwa sedikitnya 40 orang berhasil diselamatkan dari puing-puing yang terbakar.
Kepala Staf Jenderal Cirilito Sobejana belum mengungkap berapa banyak orang di dalam pesawat, dan apakah ada korban di darat saat pesawat angkut militer itu jatuh sebelum tengah hari di desa Bangkal di Kota pegunungan Patikul Provinsi Sulu.
Sementara media setempat Filipina melaporkan bahwa pesawat itu mengangkut 85 orang penumpang dan awak pesawat.
Pesawat itu mengangkut pasukan dari selatan kota Cagayan de Oro, kata Sobejana. Pasukan pemerintah telah memerangi gerilyawan Abu Sayyaf di Provinsi Sulu yang berpenduduk mayoritas Muslim selama beberapa dekade.
“Sangat disayangkan. Pesawat itu meleset dari landasan pacu dan berusaha mendapatkan kembali tenaganya tetapi gagal dan jatuh," kata Sobejana kepada wartawan.
Sobejana mengatakan setidaknya 40 orang di dalamnya dibawa ke rumah sakit dan pasukan berusaha menyelamatkan sisanya.
Hingga kini belum jelas terkait kecelakaan pesawat itu.
Baca Juga: Pesawat Kargo Boeing 737 Jatuh di Hawaii
Saat kejadian, Filipina tengah sedang dilanda hujan tetapi belum jelas apakah cuaca di wilayah Sulu menjadi salah satu penyebab jatuhnya pesawat saat berupaya lepas landas.
Bandara di kota utama Sulu, Jolo, terletak beberapa kilometer dari daerah pegunungan tempat pasukan Filipina memerangi kelompok pemberontak Abu Sayyaf. Beberapa kelompok militan di wilayah itu menyatakan bersekutu dengan kelompok Negara Islam ISIS.
Amerika Serikat dan Filipina secara terpisah memasukkan Abu Sayyaf ke dalam daftar hitam organisasi teroris karena melakukan pemboman, penculikan dengan uang tebusan, dan pemenggalan kepala.
Walau begitu, kelompok tersebut telah sangat dilemahkan oleh serangan pemerintah selama bertahun-tahun ke belakang namun hingga kini tetap dipandang sebagai ancaman.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.