KOPENHAGEN, KOMPAS.TV - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan kerumunan penonton di stadion sepak bola Euro 2020 serta di pub dan bar memicu lonjakan infeksi Covid-19 di Eropa, seperti diberitakan Antara, Kamis (1/7/2021).
Penurunan kasus Covid-19 selama 10 minggu di Eropa berakhir dan gelombang infeksi baru sulit dihindari jika penggemar sepak bola dan kelompok masyarakat lainnya lengah, kata WHO.
"Kita perlu melihat lebih dari sekadar stadion itu sendiri," kata petugas darurat senior WHO Catherine Smallwood kepada wartawan, Kamis, (01/07/2021)
Minggu kemarin jumlah kasus baru Covid-19 naik 10 persen, dipicu oleh kenaikan kerumunan di kota-kota tuan rumah Euro 2020, perjalanan dan pelonggaran pembatasan sosial, kata WHO.
“Kita perlu melihat bagaimana orang-orang sampai di sana, apakah mereka bepergian dengan konvoi bus besar yang penuh sesak? Dan ketika mereka meninggalkan stadion, apakah mereka pergi ke bar dan pub yang ramai untuk menonton pertandingan? Peristiwa kecil terus-menerus inilah yang mendorong penyebaran virus," ujar Smallwood.
Mendagri Jerman Horst Seehofer menegaskan, keputusan UEFA untuk mengizinkan kerumunan besar di Euro 2020 sama sekali tidak bertanggung jawab.
Baca Juga: WHO Tekankan Perlunya Sikap Konsisten untuk Pakai Masker Guna Hindari Amukan Varian Delta
UEFA mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada Reuters yang dikutip Antara bahwa langkah-langkah mitigasi di kota-kota tuan rumah sepenuhnya selaras dengan peraturan yang ditetapkan oleh otoritas kesehatan masyarakat setempat yang kompeten.
Peningkatan kasus Covid-19 baru terjadi karena varian virus Delta yang lebih menular menyebar dengan cepat ke seluruh Eropa.
Hampir 2.000 orang yang tinggal di Skotlandia datang ke berbagai pertandingan Euro 2020 saat terinfeksi Covid-19, di antara mereka banyak yang menghadiri pertandingan penyisihan grup melawan Inggris di London pada 18 Juni, kata pihak berwenang Skotlandia, Rabu (30/6).
Peningkatan infeksi telah menimbulkan kekhawatiran bahwa gelombang ketiga serangan Covid-19 dapat menyebar ke seluruh Eropa pada musim gugur jika orang tidak divaksin.
"Kekhawatiran akan lonjakan kasus pada musim gugur masih ada, tetapi apa yang kita lihat sekarang, lonjakan itu mungkin datang lebih awal," kata Smallwood.
Baca Juga: Prabowo Subianto Bertemu Dirjen WHO di Swiss, Ini yang Dibahas
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.