Kuba juga memutuskan tidak bergabung dengan inisiatif COVAX yang didukung PBB, "Kami tahu bahwa pada akhirnya kami selalu harus mengandalkan diri sendiri, pada kekuatan dan kemampuan kami sendiri," kata Guillen Nieto, menyinggung isolasi politik yang disebabkan oleh embargo AS.
"Hasilnya adalah sistem perawatan kesehatan yang tidak hanya bebas biaya tetapi juga dikendalikan secara terpusat, dan yang telah menyempurnakan kemampuan untuk merespons bencana dengan cepat, baik itu dengan uji klinis, dengan kampanye vaksinasi atau bahkan produksi vaksin."
Menurut Guillen Nieto, 2,2 juta orang Kuba telah menerima vaksinasi pertama mereka, 1,7 juta kedua dan 900.000 dosis ketiga.
Guillen Nieto mengandalkan kampanye vaksinasi untuk memberinya keunggulan atas semua negara lain di dunia dalam perang melawan virus.
"Di sini ada tingkat kepercayaan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada sistem kesehatan Kuba. Misalnya, kami tidak pernah memiliki masalah dalam menemukan sukarelawan dalam hal uji klinis."
Di Kuba, orang sangat ingin divaksinasi. Tidak seorang pun di sini akan berpikir untuk tidak disuntik karena semua orang tahu betapa pentingnya vaksinasi.”
Sebuah panel ahli independen di Havana sekarang akan meneliti vaksin Abdala, dan persetujuan darurat resmi diharapkan dalam dua minggu ke depan. Setelah itu, Kuba juga dapat mengajukan permohonan ke Organisasi Kesehatan Dunia WHO mendapat persetujuan bagi vaksin Abdala untuk penggunaan internasional.
Bolivia, Jamaika, Venezuela, Argentina dan Meksiko telah mengisyaratkan minat mereka
Baca Juga: Kuba Segera Punya Pemimpin Baru, Raul Castro Serahkan Kekuasaan kepada Miguel Diaz-Canel Hari Senin
WHO berbagi optimisme
Tapi apakah Abdala benar-benar vaksin ajaib yang dijanjikan angka-angka itu? Mungkin Jose Moya adalah orang yang paling tepat untuk menilai ini.
Dokter asal Peru itu memulai karir sebagai ahli epidemiologi 30 tahun yang lalu di Ayacucho, dan kemudian bekerja untuk Doctors Without Borders di Guatemala, Mozambik dan Nigeria.
Selama dua tahun terakhir, Moya menjadi perwakilan di Kuba dari PAHO (Organisasi Kesehatan Pan Amerika), sebuah organisasi regional WHO dengan 27 negara dan, dia mempercayai hasil yang diraih Kuba.
"Institut Penelitian CIGB memiliki pengalaman 30 tahun dalam penelitian vaksin. Saya percaya hasil yang telah dipublikasikan. Ini adalah studi serius, dengan partisipasi para peneliti dan lembaga yang berkomitmen pada sains," kata Moya.
Bukti terbaik adalah fakta bahwa 80 persen dari semua vaksin Kuba diproduksi di negara itu sendiri, kata Moya.
Dia tidak terkejut dengan kemanjuran tinggi Abdala, sebab itu hanyalah konsekuensi logis dari sistem perawatan kesehatan yang telah berkinerja baik selama beberapa dekade.
“Sudah, hasil yang dipublikasikan para ilmuwan menunjukkan respon yang baik dalam hal produksi antibodi,” katanya.
Presiden Kuba Miguel Díaz-Canel, bagaimanapun, tidak ingin berkutat pada penilaian ilmiah dari vaksin baru.Baginya, dorongan negara untuk mengejar solusi dalam negeri daripada mengimpor vaksin asing adalah kemenangan industri biotek Kuba.
"Keberhasilan ini hanya bisa dibandingkan dengan kebesaran pengorbanan kita. Ini adalah contoh kebanggaan sebuah negara memperlakukan industri farmasinya, yang telah hidup dengan embargo ekonomi AS sejak tahun 1962," katanya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.