“Sebuah negara anggota (Uni Eropa) membuat undang-undang yang menstigmatisasi minoritas seksual dan yang mencampuradukkan pedofilia dan homoseksualitas – Anda tidak bisa membiarkan itu berlalu,” kata Perdana Menteri Luksemburg Xavier Bettel, salah satu penggagas surat kecaman itu.
“Bagi kami kepala negara dan pemerintahan, itu tidak dapat diterima," tambah Bettel.
Baca Juga: Gerakan LGBT Dituding Dalangi Demonstrasi Mahasiswa, Erdogan Marah Besar
Tak hanya itu, Zeman juga mengatakan bahwa dia terganggu oleh “hak pilih”, gerakan #MeToo, atau acara gay dan lesbian tahunan Prague Pride.
Pada 2019 silam, Presiden Zeman bersumpah untuk memveto RUU tentang pernikahan sesama jenis, dengan alasan bahwa tujuan pernikahan adalah untuk sebuah keluarga untuk membesarkan anak-anak.
“Pasangan homoseksual tidak akan pernah bisa membesarkan anak, dan oleh karena itu negara harus memastikan untuk mendukung pernikahan heteroseksual," ucap Zeman.
Namun, presiden Zeman lebih lanjut menyatakan dia tidak menentang pengajaran pendidikan seks, termasuk kelompok LGBT.
Meski begitu, menurutnya lagi, hal tersebut hanya bisa mulai diajarkan di sekolah menengah bukan di sekolah dasar.
“Kita berbicara tentang anak-anak sekolah dasar di sini. Anak-anak bahkan tidak bisa benar-benar memahami topik ini,” tukas Zeman.
Baca Juga: Kudeta Myanmar: TV Pemerintah Ancam Pendemo Akan Ditindak, Kaum LGBTQ Turun Gunung Berunjuk Rasa
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.