MINDAT, KOMPAS.TV - Seorang remaja dari etnis Chin terbunuh karena ranjau darat yang dipasang junta militer Myanmar.
Insiden tersebut terjadi di Mindat, Negara Bagian Chin, Myanmar, Kamis (24/6/2021).
Ramaja bernama Salai Shae Om, 13 tahun, memicu ranjau darat junta militer saat pergi ke kebun pertanian dengan keluarganya.
Pasukan junta militer Myanmar dilaporkan memasang ranjau darat di dekat desa tersebut.
Baca Juga: Truk yang Berisi Pasukan Junta Militer Myanmar Meledak di Yangon
Hal itu mereka lakukan setelah berperang dengan Pasukan Pertahanan Rakyat Mindat pada 6 Juni lalu.
Peperangan tersebut menciptakan cukup banyak korban dari pasukan junta militer.
“Remaja tersebut tewas di tempat,” ujar Tim Respon Darurat Mindat (MERT) kepada The Irrawaddy, Jumat (25/6/2021).
Shae Om pun bukan remaja pertama di Mindat yang terbunuh karena ranjau darat junta militer Myanmar.
Pada akhir Mei lalu, tiga remaja juga terbunuh karena ranjau di dekat Desa Bukun.
Di Mindat pertempuran antara pejuang rakyat dengan pasukan junta militer terus terjadi sejak April lalu.
Gencatan senjata kedua pihak pun gagal pada 12 Mei lalu.
Baca Juga: Pemerintah AS Laporkan 144 Penampakan UFO, 143 di Antaranya Tak Bisa Dijelaskan
Pasukan junta militer kembali melakukan penyerangan pada 15 Mei untuk memburu pada pejuang pemberontak terhadap rezim.
Akibatnya, sekitar 90 persen dari populasi Mindat yang sebanyak 25.000 jiwa melarikan diri dari rumahnya.
Sekitar 20.000 warga sipil berlindung di 80 desa yang berada di dekat Mindat.
Kedua pihak akhirnya mencapai kesepakatan gencatan senjata pada Sabtu (19/6/2021), selama 14 hari.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.