BEIJING, KOMPAS.TV - Regulator transportasi China mengumumkan pada Jumat malam (25/6/2021) bahwa raksasa mobil listrik Tesla akan "menarik" lebih dari 285.000 mobil dari pasar China.
Hal itu dilakukan setelah penyelidikan menemukan masalah dengan perangkat lunak penggeraknya yang dapat menyebabkan tabrakan, seperti dilansir France24, Sabtu (26/06/2021)
"Tesla akan menghubungi pengguna yang terkena dampak untuk memperbarui perangkat lunak kendaraan mereka secara gratis," demikian pemberitahuan "State Administration on Market Regulation" (SAMR).
Pihaknya menambahkan bahwa penarikan itu memengaruhi beberapa kendaraan Model 3 dan Model Y yang diimpor dan diproduksi di China.
"Rencana penarikan diajukan ke SAMR, dan diputuskan untuk menarik kendaraan mulai hari ini," kata SAMR.
Perintah tersebut merupakan pukulan terbaru bagi perintis mobil self-driving Amerika, yang berada di bawah pengawasan ketat peraturan di China karena beberapa tabrakan mematikan yang melibatkan kendaraan Tesla dalam beberapa bulan terakhir.
"Karena masalah dengan sistem kendali jelajah atau cruise control, pengemudi dapat dengan mudah mengaktifkan tersebut secara tidak sengaja," kata badan pemerintah China dalam pemberitahuan tersebut.
"Peningkatan kecepatan kendaraan secara tiba-tiba akan terjadi, yang bisa... dalam kasus ekstrem, menyebabkan tabrakan, dan membahayakan keselamatan," imbuhnya.
Baca Juga: Dua Orang Tewas saat Mobil Tesla Menabrak Pohon dan Terbakar, Diduga saat Autopilot
Produsen mobil tersebut juga menjadi sasaran berbagai keluhan media sosial dari pengguna China mengenai masalah kualitas dan layanan, yang berpuncak pada protes pelanggan di Shanghai Auto Show pada April.
Menurut situs web Tesla, fungsi cruise control yang mencocokkan kecepatan mobil dengan lalu lintas di sekitarnya adalah bagian penting dari fungsi autopilot Tesla.
Pasar Tesla di China berjalan mulus setelah pendirinya Elon Musk diberikan izin langka untuk membangun pabrik yang sepenuhnya dimiliki Tesla di Shanghai. Hal ini yang memungkinkan Tesla untuk melaju di pasar besar mobil listrik China.
Perusahaan ini sangat populer di China, di mana Tesla menjual satu dari setiap empat mobilnya.
Perusahaan mengumumkan bulan lalu akan mendirikan pusat data di China, menyusul reaksi pengguna atas kekhawatiran bahwa data mereka dapat diteruskan ke AS.
Sementara saham Tesla turun hampir 8 persen di bursa Amerika Serikat setelah berita tersebut muncul hari Jumat.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.