CANBERRA, KOMPAS.TV — Dinas Pemasyarakatan Australia Timur mengevakuasi seluruh penghuni sebuah penjara setelah wabah tikus menyapu Australia Timur, termasuk penjara tersebut, seperti dilansir Associated Press, Selasa, (23/06/2021).
Setelah evakuasi, petugas kesehatan membersihkan bangkai tikus yang bertebaran di berbagai tempat, termasuk sela-sela dinding dan sela atap penjara.
Sebanyak 200 staf dan 420 narapidana dipindahkan dari Pusat Pemasyarakatan Wellington di pedesaan negara bagian New South Wales ke penjara lain selama 10 hari ke depan saat perbaikan berlangsung, kata Komisaris Layanan Pemasyarakatan Peter Severin, Selasa.
“Kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan staf jadi prioritas No. 1 kami. Penting bagi kami untuk bertindak sekarang untuk melakukan pekerjaan remediasi yang vital,” kata Severin.
Jutaan tikus sudah berbulan-bulan membuat kacau wilayah pertanian dari negara bagian dengan penduduk terpadat di Australia, menghabisi tanaman pertanian dan menyerbu perumahan, sekolah-sekolah, tempat usaha, rumah sakit, dan penjara.
Keluhan paling umum tentang wabah adalah bau kencing tikus yang selalu ada dan aroma bangkai tikus yang membusuk.
Warga melaporkan digigit tikus di tempat tidur. Bangkai dan kotoran tikus di talang air atap bangunan tangki air petani dan menyebabkan penyakit.
Baca Juga: Anda Penggemar Buaya? Spesies Buaya Prasejarah di Queensland Dipastikan yang Terbesar Australia
Perbaikan di penjara akan mencakup penyelidikan tentang cara-cara untuk melindungi fasilitas penjara dari wabah tikus di masa depan, yang merupakan fenomena unik hanya di Australia.
Wabah tikus biasanya terjadi saat hujan tiba setelah beberapa tahun musim kering.
Wabah tikus tahun ini adalah paling parah dalam ingatan banyak orang.
Severin mengatakan serangan tikus paling parah terjadi di gedung penjara yang tidak dibangun dari beton.
“Tikus telah masuk ke ... rongga dinding, ke ruang atap. Mereka mati lalu mengakibatkan tungau muncul dan jadi masalah baru,” kata Severin kepada Australian Broadcasting Corp.
Pakar dan peneliti tikus pemerintah, Steve Henry, mengatakan jumlah tikus meningkat karena spesies itu selalu berhenti berkembang biak selama musim di Belahan Bumi Selatan.
Namun jumlah itu akan langsung meledak musim semi bila kondisinya cocok.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.