BEIJING, KOMPAS.TV - Salah satu reaktor pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Taishan yang berada di Provinsi Guangdong, China, utara Hong Kong, dilaporkan mengalami kebocoran.
Pemilik 70 persen dana dari PLTN tersebut, China General Nuclear Power Corp, menyebut penumpukan gas mulia di salah satu reaktor telah mengakibatkan kebocoran.
Perusahaan milik negara China itu, kemudian menyampaikan kabar tersebut kepada perusahaan energi asal Prancis, EDF, pemilik 30 persen reaktor Taishan.
EDF pun mengatakan bahwa pihaknya telah mengadakan pertemuan dengan mitranya setelah mengetahui adanya penumpukan gas mulia di salah satu reaktor nuklir itu.
Baca Juga: Usai Berjalan Sekitar 500 Kilometer dan Rebahan Bareng, Kawanan Gajah Pengembara China Bergerak Lagi
“EDF telah diberitahu tentang peningkatan konsentrasi gas mulia tertentu di sirkuit utama reaktor nomor satu pembangkit listrik tenaga nuklir Taishan,” kata perusahaan itu, dalam sebuah pernyataan di situsnya.
"Munculnya gas mulia tertentu di sirkuit primer adalah fenomena yang telah diketahui, dipelajari, dan diatur dalam prosedur operasi reaktor," imbuhnya.
Meski begitu, belum diketahui dengan jelas di mana lokasi penumpukan gas itu terjadi, sehingga para ahli pun dibuat bingung tentang seberapa parah kondisinya.
Baca Juga: Ledakan Pipa Gas Tewaskan 12 Orang di Hubei, China Tengah
Mendengar kabar tersebut, Direktur Eksekutif Nonproliferation Policy Education Center yang berbasis di Washington, Henry Sokolski mencoba memberi tanggapan.
“Jelas ada beberapa gas yang bocor dari batang bahan bakar, tetapi apakah bejana tekan yang berisi batang bahan bakar juga gagal?” kata Henry, seperti dilansir dari Al Jazeera, Selasa (15/6/2021).
“Dan jika Anda benar-benar tidak beruntung, apakah bangunan penahanan itu gagal? Karena ketika bangunan penahanan gagal, radioaktivitas dapat dilepaskan ke atmosfer dan itu tidak baik," ujarnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.