DHAKA, KOMPAS.TV - Pemerintah Bangladesh melakukan pengawasan ketat terhadap TikTok yang ternyata sering digunakan kelompok perdagangan perempuan.
Mereka kerap menggunakannya untuk menjebak gadis-gadis di negara itu dalam perdagangan seks.
Hal itu dilakukan setelah petugas keamanan Bangladesh menangkap geng perdagangan perempuan, yang menggunakan media sosial tersebut.
“Sejumlah besar pengguna TikTok yang dicurigai terlibat dalam aktivitas kriminal tengah diawasi dengan ketat,” tutur Juru Bicara Batalion Aksi Cepat (RAB), ANM Imran Khan, Rabu (9/6/2021) seperti dikutip Al-Jazeera.
Baca Juga: Spekulasi Tercipta Usai Kim Jong-Un Terlihat Kurusan saat Muncul Kembali, Kesehatannya Bermasalah?
Sebelumnya sebanyak 11 tersangka geng transnasional ditangkap dengan tuduhan perdagangan perempuan dan gadis muda ke negara tetangga menggunakan TikTok.
Pada pedagang biasanya menggunakan media sosial itu untuk menawarkan pekerjaan sebagai model TikTok.
Namun, ternyata mereka menyelundupkan para perempuan dan gadis itu ke India, dengan dalih akan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik di sana.
Penangkapan para pedagang perempuan tersebut terjadi setelah seorang gadis berhasil melarikan diri dari penyekapan di India dan kembali ke Bangladesh. Ia pun melaporkan apa yang dialaminya ke kepolisian di Dhaka.
Pada laporannya, gadis tersebut menuduh Rifatul Islam Ridoy, atay yang dikenal sebagai TikTok Ridoy, yang telah menjebaknya ke distrik perbatasan pada Februari lalu, dan menyelundupkannya ke India.
Ia mengaku dibawa ke Bengaluru yang berada di selatan India dan dipaksa untuk menjajakan seks.
Baca Juga: Telur Ayam Utuh Berusia 1.000 Tahun Ditemukan di Israel Tengah
Ridoy, yang dilaporkan ditangkap di India, menggunakan TikTok untuk mengundang gadis muda ke pesta kolam renang dan membuat video saat mereka berkumpul.
Ia juga menawari pekerjaan bagus di pusat layanan telepon, pasar swalayan atau di sebuah kantor swasta di India.
Kelompok perdagangan perempuan itu memiliki setidaknya 50 anggota. Mereka juga dikabarkan telah menyelundupkan sekitar 500 orang ke India pada lima tahun terakhir.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.