FLORIDA, KOMPAS.TV – Facebook menyatakan tak akan lagi menghapus klaim yang menyebut bahwa Covid-19 merupakan buatan manusia atau dibuat “sehubungan dengan penyelidikan yang tengah berlangsung terhadap asal-usul Covid-19 dan dengan berkonsultasi dengan para pakar kesehatan masyarakat.”
Baru-baru ini, ada tekanan dari kalangan internasional untuk menyelidiki asal-usul pandemi, termasuk kemungkinan bahwa pandemi berasal dari kebocoran sebuah laboratorium. Dan sejak pandemi dimulai, Facebook telah melakukan sejumlah perubahan terhadap topik apa yang boleh dan dilarang diunggah.
Pada Februari, Facebook mengumumkan sejumlah klaim baru yang akan dilarangnya, termasuk yang menyebut Covid-19 dibuat di laboratorium China. Klaim lain yang ditambahkan Facebook saat itu termasuk anggapan keliru yang menyebut bahwa vaksin tak efektif atau beracun.
Baca Juga: Joe Biden Beri Waktu 90 Hari untuk Intelijen AS Cari Asal Usul Covid-19, China Meradang
Lisa Fazio, seorang profesor psikologi di Universitas Vanderbilt di Tennessee, Amerika Serikat (AS) mengatakan, pembalikan tersebut menunjukkan kesulitan pengecekan fakta secara umum, terutama terhadap sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya seperti Covid-19, saat para ahli dapat tidak setuju atau berubah pendapat saat ada bukti baru.
“Itu salah satu alasan bahwa moderasi konten tidak boleh statis, karena konsensus ilmiah selalu berubah seiring waktu,” kata Fazio seperti dilansir dari Associated Press, Kamis (27/5/2021). “Hal itu juga menjadi pengingat untuk selalu rendah hati dan untuk beberapa pernyataan, jawaban terbaik adalah “kami belum tahu” atau “itu mungkin, tapi menurut para ahli, tidak mungkin”.”
Baca Juga: Sebut Ada Staf Lab Wuhan yang Sakit Mirip Covid-19 Sebelum Wabah, AS Tuduh China Kurang Transparan
Perubahan kebijakan itu ditempuh Facebook menyusul perintah Presiden AS Joe Biden agar intelijen AS “melipatgandakan” upaya mereka menyelidiki asal-usul pandemi Covid-19, termasuk kemungkinan bahwa virus corona berasal dari laboratorium China.
Setelah berbulan-bulan berupaya meminimalkan klaim-klaim ini sebagai teori pinggiran, pemerintahan Biden akhirnya bergabung dengan kalangan dunia internasional menekan China agar lebih terbuka tentang wabah Covid-19.
Pemerintahan Biden hendak mencegah keluhan Partai Republik yang menyebut bahwa Biden tak cukup tangguh dan menggunakan kesempatan itu untuk menekan China atas dugaan tersebut.
“Kami terus bekerja dengan para pakar kesehatan untuk mengimbangi sifat alami pandemi dan secara teratur memperbarui kebijakan kami seiring munculnya fakta-fakta dan tren baru,” ujar Guy Rosen, Wakil Presiden Integritas Facebook dalam sebuah pernyataan, Rabu (26/5/2021).
Baca Juga: Diplomat AS di China Telah Peringatkan Bahaya Virus Corona di Lab Wuhan Sejak 2017, tapi Diabaikan
Facebook biasanya tidak melarang adanya kesalahan informasi secara langsung di platform-nya, melainkan menambahkan pengecekan fakta oleh pihak luar, termasuk oleh Associated Press, untuk menangkis klaim-klaim yang dianggap keliru. Namun, Facebook memberlakukan pengeculian terhadap pemilu dan Covid-19.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.