BANGKOK, KOMPAS.TV – Seorang jurnalis Amerika Serikat (AS) yang bekerja untuk sebuah majalah berita di Myanmar ditangkap pada Senin (24/5/2021).
Danny Fenster (37), Redaktur Pelaksana Frontier Myanmar – majalah berita yang diterbitkan dalam bahasa Inggris dan Burma, juga secara daring – ditangkap di Bandara Internasional Yangon saat hendak naik pesawat menuju Kuala Lumpur, Malaysia.
Baca Juga: Polisi Tembaki Demonstran Antikudeta Myanmar dengan Peluru Karet, Jurnalis Ditangkap
Melansir Associated Press, Frontier Myanmar menyatakan tak mengetahui alasan Fenster ditangkap dan tak bisa menghubungi Fenster. Namun, Frontier Myanmar menyadari bahwa Fenster telah dibawa ke Penjara Insein di Yangon, yang selama berpuluh-puluh tahun telah menjadi tempat penampungan para tahanan politik.
Sejak mengambil alih kekuasaan pada Februari lalu setelah melengserkan paksa pemerintahan terpilih Aung San Suu Kyi, junta militer Myanmar telah menangkap sekitar 80 jurnalis. Setengahnya masih ditahan menanti persidangan atau dakwaan.
Fenster adalah jurnalis asing ke-4 yang ditahan, setelah pemimpin redaksi Kamayut Media, Nathan Maung dari AS, serta jurnalis lepas Robert Bociaga dari Polandia dan Yuki Kitazumi dari Jepang.
Maung masih ditahan di Penjara Insein, sementara Bociaga dan Kitazumi telah diusir keluar dari Myanmar.
Baca Juga: Demi Tangkap Jurnalis Oposisi, Belarusia Alihkan Penerbangan Yunani-Lithuania ke Minsk
Menurut Asosiasi Bantuan Myanmar untuk Tahanan Politik, yang mencatat secara rinci jumlah penangkapan dan kematian sejak junta militer berkuasa, hampir 4.300 orang telah ditahan, dan 95 orang di antaranya telah dihukum.
Fenster berasal dari Detroit, Michigan, AS dan bergabung di Frontier Myanmar pada bulan Agustus 2020.
Menurut Deadline Detroit, situsweb berita yang menjadi tempat Fenster menjadi kontributor sesekali, menyatakan, Fenster berniat kembali ke AS untuk mengunjungi keluarganya saat ia ditangkap.
Baca Juga: Jurnalis Kriminal Veteran Yunani Ditembak Mati, Eropa Mengecam
Fenster memiliki gelar master di bidang penulisan kreatif dari Universitas Negeri Wayne di Detroit dan telah bekerja di sebuah harian di Louisiana sebelum pindah ke Asia Tenggara.
“Ia memiliki ketertarikan dan semangat untuk menulis tentang orang-orang yang berjuang untuk keadilan sosial,” tutur Bryan Fenster, saudara Danny pada Associated Press.
“Ia sangat tertarik dengan apa yang terjadi pada orang-orang Rohingya di sana. Ini situasi yang rumit, kompleks. Kami harap ia baik-baik saja.”
Pada tahun 2017, muslim Rohingya melarikan diri dari Myanmar yang dihuni mayoritas kaum Buddha ke Bangladesh akibat penindasan junta militer.
Baca Juga: 26 Tahun Membisu, Eks Jurnalis Ini Angkat Bicara Usai Dituduh Sebabkan Kecelakaan Putri Diana
Frontier Myanmar merupakan satu dari dua media berbahasa Inggris mapan di Myanmar yang masih diijinkan terbit, selain The Irrawaddy. Dua media lainnya, Myanmar Now dan Mizzima, telah dilarang namun tetap beroperasi secara diam-diam.
“Kami tak punya banyak informasi selain yang sudah kami sampaikan dalam pernyataan,” ujar Thomas Kean, pemimpin redaksi Frontier Myanmar.
Kedutaan Besar AS di Myanmar belum bisa menyediakan rincian lain atas pertimbangan kerahasiaan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.