KATHMANDU, KOMPAS.TV – Wabah Covid-19 di Gunung Everest di Himalaya diperkirakan telah menjangkiti sedikitnya 100 pendaki dan kru pendukung pendakian. Hal ini diungkapkan oleh Lukas Furtenbach, seorang ahli pemandu pendakian dari Austria pada Sabtu (22/5/2021).
Perkiraan ini diungkapkan di tengah penyangkalan para pejabat berwenang Nepal tentang klaster Covid-19 di wilayah gunung yang memiliki puncak tertinggi dunia itu.
Baca Juga: Khawatir Tertular Covid-19 dari Nepal, China Batalkan Pendakian Gunung Everest
Menurut Furtenbach, perkiraan tentang jumlah pendaki dan kru pendukung pendakian yang terpapar Covid-19 itu didasarkan pada konfirmasi dari sejumlah pihak, di antaranya termasuk pilot penyelamat, penyedia asuransi perjalanan, para dokter dan pemimpin ekspedisi pendakian.
Baca Juga: Demi Tangkal Covid-19, China Berencana Pisah Puncak Everest Jadi Dua Bagian
Furtenbach membeberkan hal ini pada Associated Press, Sabtu (22/5/2021) atau seminggu setelah menghentikan ekspedisinya di Everest lantaran khawatir akan wabah Covid-19.
Menurutnya, salah seorang pemandu asing dan 6 orang pemandu Sherpa dari Nepal dalam timnya telah terbukti positif Covid-19.
“Saya melihat orang-orang jatuh sakit di base camp,” tutur Furtenbach. “Saya juga mendengar mereka batuk-batuk di dalam tenda mereka.”
Sebanyak 408 pendaki asing diberikan ijin untuk mendaki Everest pada musim semi tahun ini, dibantu oleh ratusan pemandu Sherpa dan kru pendukung yang telah ditempatkan di base camp sejak April lalu.
Pada akhir April lalu, seorang pendaki Norwegia dilaporkan menjadi pendaki pertama yang terkonfirmasi positif Covid-19 di base camp Everest.
Baca Juga: Wow, Covid-19 Sudah Sampai Gunung Everest Setelah Seorang Pendaki Dinyatakan Positif
Musim pendakian Everest akan ditutup pada akhir bulan ini. Tahun lalu, pendakian Everest ditutup karena pandemi Covid-19 melanda dunia.
Pada Jumat (21/5/2021), Nepal mencatat 8.607 kasus penularan dan 177 kematian. Hingga kini, jumlah total kasus penularan Covid-19 yang terkonfirmasi di Nepal mencapai lebih dari 497.000 kasus, diikuti dengan 6.024 angka kematian.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.