LONDON, KOMPAS.TV - Jenazah sutradara film Iran yang dimutilasi ditemukan setelah diduga dibunuh dan dimutilasi oleh orang tuanya.
Babak Khorramdin yang bekerja di London adalah korban "pembunuhan demi kehormatan" setelah bertengkar dengan ayahnya tentang statusnya yang belum juga menikah, seperti dilaporkan Newsweek, Kamis, (20/05/2021).
Mohammad Shahriari, kepala Pengadilan Kriminal Teheran, mengatakan ayah Khorramdin mengaku membius dan membunuh putranya, sebelum memotong tubuhnya, membungkusnya dalam kantong kresek dan koper lalu membuangnya ke tempat sampah.
Penemuan mayat dalam kantong sampah dan koper itu terjadi di Ekbatan, Teheran barat, pada hari Minggu, tempat keluarga itu tinggal.
Mereka juga mengaku membunuh putri dan menantu mereka bertahun-tahun lalu. Keduanya sekarang ditahan.
Polisi Iran mengatakan bukti lebih lanjut dari pembunuhan itu ditemukan di rumah keluarganya. Kedua orang tuanya ditangkap.
Baca Juga: Terbakar Cemburu, Perempuan Ini Mutilasi Alat Vital Kekasih dan Membuangnya ke Toilet
Kepolisian Iran melaporkan, ayah Babak Khorramdin, Akbar, mengatakan tentang kejahatan tersebut: "Karena perselisihan yang kami miliki, saya membiusnya pagi ini [Minggu] dengan memberinya obat bius, lalu menikamnya hingga mati. Kemudian saya memotong-motong tubuhnya dan melemparkannya ke tempat terdekat, yaitu tempat sampah di jalan bersama istri saya. "
Akbar Khorramdin mengatakan setelah membunuh putranya, dia membawa tubuhnya ke kamar mandi dengan bantuan istrinya, di mana tubuhnya dipotong-potong dan dibuang ke dalam koper dan tiga tong sampah.
Tubuh Khorramdin ditemukan di tempat sampah dan koper di jalan Nafisi di Ekbatan sebelum polisi menggeledah rumah keluarganya, di mana mereka menemukan bukti pembunuhan. Investigasi terus berlanjut.
Khorramdin, 47, lulus dari Universitas Teheran pada 2009 dengan gelar master di bidang perfilman dan pindah ke London setahun kemudian.
Baca Juga: Dosen Sejarah Rusia Dipenjara Karena Bunuh dan Mutilasi Mahasiswi Kekasihnya
Jason Brodsky, seorang analis Timur Tengah dan editor di TV Internasional Iran mengatakan kepada Daily Mail, “Saya pikir kematian mengerikan Babak Khorramdin hanyalah contoh terbaru dari pola panjang kekerasan dalam rumah tangga yang kita lihat di Iran," katanya.
“Ini mengikuti kematian tragis Ali Fazeli Monfared, yang dibunuh oleh anggota keluarga setelah mereka mengetahui dia gay.
Belum lagi kasus tahun lalu Romina Ashfrafi, seorang gadis berusia 14 tahun yang dipenggal oleh ayahnya dalam sebuah pembunuhan demi kehormatan.
Meskipun undang-undang perlindungan anak disahkan pada tahun 2020 di Iran, pembunuhan demi kehormatan dan kekerasan dalam rumah tangga terus berlanjut.
“Ini adalah area yang perlu ditangani komunitas internasional dengan Iran,” kata Brodsky.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.