CAPETOWN, KOMPAS.TV – Di tengah pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia, Afrika Selatan kini memiliki seorang raja Zulu baru. Namun, klaim Pangeran Misuzulu Zulu atas tahta kerajaan Zulu, ternyata dipertanyakan sejumlah anggota keluarga kerajaan lainnya.
Melansir The Associated Press, Sabtu (8/5/2021), kontroversi seputar siapa raja Zulu selanjutnya mencuat, menyusul kematian Raja Goodwill Zwelithini – yang berkuasa sejak tahun 1968 silam – pada Maret lalu. Peran Raja Zulu, meski sebagian besar bersifat seremonial, terbilang sangat penting bagi Afrika Selatan dan 12 juta warga Zulu.
Raja Zwelithini menunjuk salah seorang istrinya, Ratu Mantfombi Shiyiwe Dlamini Zulu, sebagai “pemimpin interim kerajaan Zulu” dalam wasiatnya. Namun, sang ratu meninggal dunia setelah menyandang gelar terhormat itu hanya selama sebulan, hingga suksesi kerajaan pun kacau.
Baca Juga: Baru Dijadikan Pemimpin Interim Kerajaan Zulu, Sang Ratu Meninggal Dunia
Kekisruhan itu pecah pada Jumat malam (7/5/2021) pada pembacaan wasiat Ratu Mantfombi, beberapa jam setelah sang ratu dimakamkan. Wasiat sang ratu menyebut Pangeran Misuzulu (46), putra sulungnya bersama Raja Zwelithini, sebagai ahli waris dan raja selanjutnya.
Namun, pangeran lain keberatan dan menginterupsi pengumuman wasiat di Istana Kerajaan KwaKhangelamankengane di provinsi KwaZulu-Natal di Afrika Selatan itu. Dua putri raja yang lain juga mempertanyakan apakah wasiat sang raja memberikan kuasa pada Ratu Mantfombi untuk menunjuk seorang pengganti setelah kematian sang ratu.
Baca Juga: Raja Zulu Meninggal, Disebut Visioner dan Hidupkan Lagi Tradisi Tes Keperawanan
Raja Zwelithini dikabarkan memiliki 28 orang anak dari banyak istri, dan Ratu Mantfombi bukan istri pertamanya. Sejak kematian sang raja, perselisihan seputar suksesi telah memanas, dan skandal kerajaan ini menjadi konsumsi rakyat Afrika Selatan.
Selain perselisihan, nasib aset raja dan tanah luas yang secara tradisional dimiliki rakyat Zulu yang kini disimpan dalam sebuah dana perwalian, juga menjadi sorotan. Dana perwalian itu dikabarkan mengendalikan hampir 30% tanah di provinsi KwaZulu-Natal, atau sekitar 28.000 kilometer persegi. Raja menjadi satu-satunya wali.
Pada Jumat (7/5/2021), Pangeran Misuzulu, yang tampil mengenakan atribut ikat kepala tradisional dari kulit macan tutul yang diperuntukkan bagi anggota dan petinggi kerajaan, menyerukan persatuan di kalangan anggota kerajaan Zulu.
“Kami tak ragu bahwa kami akan bersatu sebagai sebuah keluarga,” ujarnya dalam pesan yang dibacakan oleh adik perempuannya, Putri Ntandoyesizwe Zulu saat pemakaman ibunda mereka. “Mari kita meneladani sang raja dengan perdamaian antara kita.”
Baca Juga: Terjunkan Murid Cari Ponsel yang Hilang di Toilet Jamban, Kepala Sekolah di Afrika Selatan Dihukum
Raja Zulu “berkuasa, tapi tak memerintah”, dalam artian tak memiliki posisi politik atau bahkan konstitusional, namun otoritas tradisionalnya diakui di KwaZulu-Natal. Selain itu, raja juga memegang peran penting dalam menjembatani kesenjangan antara adat tradisional dan demokrasi modern di Afrika Selatan. Di negara berpenghuni 60 juta jiwa ini, orang-orang Zulu merupakan kelompok etnis terbesar.
Majalah Forbes menyebut kekayaan Raja Zwelithini bernilai hampir USD 20 juta atau hampir Rp 283 miliar. Rumah tangga kerajaan Zulu juga memperoleh dana tahunan dari pemerintah Afrika Selatan senilai sekitar USD 5 juta atau sekitar Rp 70,6 miliar.
Baca Juga: Afrika Selatan Akan Larang Penangkaran Singa untuk Perburuan dan Hiburan
Raja Zwelithini, yang mengidap diabetes, dikabarkan meninggal Maret lalu akibat penyakit yang berhubungan dengan Covid-19 pada usia 72 tahun.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.