WELLINGTON, KOMPAS.TV - Selandia Baru menghentikan perjalanan bebas karantina ke negara bagian New South Wales, Australia selama setidaknya dua hari, Kamis (6/5/2021).
Saat ini dua kasus Covid-19 muncul kembali di Sydney dan pemerintah Australia masih menyelidiki munculnya dua kasus baru ini.
Menteri Respons Covid-19 Selandia Baru, Chris Hipkins, mengatakan kepada wartawan di Wellington bahwa pengurutan genom mengaitkan kasus yang ditemukan di Sydney dengan seseorang yang baru saja kembali ke Australia dari Amerika Serikat.
Tetapi belum diketahui bagaimana infeksi itu menular dan apakah ada banyak orang yang terlibat dalam rantai penularan.
Baca Juga: Pemerintah Australia Dituntut Karena Melarang Kedatangan dari India
"Kami telah mempertimbangkannya dengan sangat hati-hati, ini adalah keputusan yang sangat seimbang, karena kami benar-benar mengakui bahwa ada potensi untuk mengganggu perjalanan orang. Saya rasa kami membutuhkan lebih banyak informasi, dan pada saat ini sesuai dengan kerangka kerja yang kami miliki," ujar Hipkins seperti dikutip dari The Associated Press.
Hipkins mengatakan, penghentian penerbangan ke New South Wales akan terus ditinjau.
"Saya memahami bahwa hal ini akan menyebabkan gangguan bagi orang-orang yang melakukan perjalanan dalam 48 jam ke depan dari New South Wales ke Selandia Baru. Ini bukanlah keputusan yang kami anggap enteng, namun kami tunjukkan saat kami membuka perjalanan Trans-Tasman gelembung bahwa kami akan terus berhati-hati," tambah Hipkins.
Baca Juga: Covid-19 Terkendali, Warga Indonesia di Selandia Baru Adakan Bukber yang Dihadiri Ratusan Orang
Otoritas New South Wales sendiri telah memberlakukan pembatasan baru karena dua kasus baru tersebut.
Masker telah diwajibkan di wilayah Sydney di semua tempat dalam ruangan dan di transportasi umum mulai Kamis malam.
Selain itu, saling kunjung antar rumah warga di Sydney dibatasi maksimal 20 orang.
Selandia Baru dan Australia membuka gelembung perjalanan bebas karantina bulan lalu.
Namun kebijakan ini bisa direvisi kapan saja sesuai perkembangan kondisi kedua negara.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.