AMMAN, KOMPAS.TV – Yordania membebaskan 16 orang yang ditahan sejak awal bulan ini atas tuduhan konspirasi terkait seorang mantan putra mahkota Yordania. Pembebasan ini dilakukan atas permintaan Raja Abdullah II untuk menghormati bulan suci Ramadan.
Seluruh 16 tahanan tersebut, termasuk sejumlah pemimpin suku dan mantan pejabat senior, ditangkap karena dituding terkait aksi konspirasi yang didukung pihak asing. Sebelumnya, pihak berwenang Yordania menempatkan Pangeran Hamzah, saudara tiri raja, dalam tahanan rumah.
Pangeran Hamzah yang merupakan sekutu dekat negara Barat, menolak terlibat dalam konspirasi apapun dan balik menuding pihak berwenang berupaya membungkam aksi kritisnya menyoroti korupsi dan pemerintah yang tak kompeten di Yordania.
Baca Juga: Tuduh Pemimpin Yordania Korupsi dan Tak Kompeten, Mantan Putra Mahkota Dihukum Tahanan Rumah
Sementara itu, dua orang yang ditangkap, yakni mantan pejabat senior kerajaan Bassem Awadallah dan Sharif Hassan bin Zaid, masih tetap ditahan.
Wafaa Bani Mustafa, mantan anggota parlemen Yordania yang menghadiri pertemuan dengan raja pada Kamis (22/4/2021) menyatakan bahwa ke-16 orang tersebut dibebaskan agar dapat menghabiskan waktu bersama keluarga mereka selama bulan suci Ramadan.
Menurut Bani Mustafa, mereka yang dibebaskan belum mendapat pengampunan dari kerajaan.
Lebih lanjut ia menyatakan, raja tidak menyebut nama Pangeran Hamzah, lantaran perselisihan itu telah diselesaikan dalam lingkungan keluarga kerajaan.
Baca Juga: Kunjungan PM Israel ke Uni Emirat Arab Dibatalkan Karena Konflik dengan Yordania
Sang raja Yordania meminta pihak berwenang membebaskan mereka yang ditahan – beberapa berasal dari suku berpengaruh yang telah berjasa terhadap Kerajaan Yordania secara historis – menyusul petisi pembebasan dari para kerabat mereka.
“Sebagai seorang ayah dan saudara bagi seluruh rakyat Yordania, dan di bulan suci toleransi dan solidaritas ini, saat kita semua berharap bisa bersama dengan keluarga kita, saya meminta pihak berwenang terkait untuk mempertimbangkan mekanisme yang layak bagi mereka yang telah tersesat mengikuti hasutan agar bisa kembali ke keluarga mereka segera,” kata Raja Abdullah II dalam pernyataan istana seperti dikutip dari The Associated Press, Kamis (22/4/2021).
Ia menambahkan, jika “hasutan” itu tak dihentikan, “hal itu dapat menggiring negara ke arah yang sulit.”
Baca Juga: Raja Yordania Abdullah II dan Pangeran Hamzah Tampil Bersama untuk Pertama Kalinya di Depan Publik
Raja Abdullah II sebelumnya menyatakan bahwa Pangeran Hamzah berada di istana kediamannya di bawah perawatan sang raja. Pada pertengahan bulan ini, keduanya tampil bersama di depan publik untuk pertama kali sejak terjadi perselisihan.
Masih belum jelas apakah sang pangeran masih berada dalam tahanan rumah atau tidak.
Sengketa antara keduanya merupakan perseteruan publik di tingkat tertinggi kerajaan yang terbilang jarang terjadi. Yordania merupakan sekutu dekat negara Barat yang sejak lama dipandang sebagai benteng kestabilan di kawasan yang penuh gejolak di Timur Tengah.
Yordania berbatasan dengan Israel, Tepi Barat yang diduduki Israel, Suriah, Irak dan Arab Saudi.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.